Dari Tradisi ke Tren Global: Pacu Jalur dan Aura Farming Buka Pintu Wisata Internasional

Jakarta, WISATA - Tradisi Pacu Jalur yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, kini tengah menjadi sorotan dunia. Lomba perahu tradisional yang dulunya hanya dikenal secara lokal, kini telah menjelma menjadi simbol budaya Indonesia yang mendunia berkat kemunculan tren Aura Farming di media sosial.

Aura Farming merupakan istilah yang menggambarkan gerakan penuh ekspresi dari penari di ujung perahu Pacu Jalur. Aksi mereka, yang awalnya hanya menjadi bagian dari pertunjukan budaya, kini viral di platform seperti TikTok dan Instagram. Bahkan, sejumlah figur publik hingga klub olahraga kelas dunia ikut meramaikan tren ini dengan membuat versi mereka sendiri.

Fenomena ini menjadi bukti bahwa budaya lokal Indonesia memiliki potensi besar untuk diterima di kancah global jika dikemas secara kreatif dan dikomunikasikan dengan baik.



Tradisi Pacu Jalur, Aura Farming, Riau

Photo :

• Putralubuk Jambi. Blog

Mengenal Pacu Jalur: Tradisi yang Kaya Nilai

Pacu Jalur adalah perlombaan dayung tradisional yang digelar di Sungai Batang Kuantan, Riau. Sejak abad ke-17, masyarakat Kuansing telah mempertahankan lomba ini sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai persatuan, kerja sama, dan semangat juang.

Perahu-perahu yang digunakan memiliki panjang hingga 25 meter dan bisa ditumpangi oleh lebih dari 40 pendayung. Di bagian depan, seorang penari berdiri dengan penuh percaya diri, mengenakan kostum khas Melayu dan menari mengikuti irama musik tradisional. Gerakan inilah yang menjadi awal mula munculnya istilah “Aura Farming”.

Halaman Selanjutnya

Pada tahun-tahun sebelumnya, Pacu Jalur hanya dikenal sebagai acara budaya tahunan. Namun, viralnya Aura Farming di media sosial membuat Pacu Jalur menjadi magnet perhatian dunia.