Menyingkap Makna Lebaran Ketupat: Dari Dakwah Sunan Kalijaga Hingga Nilai Sosial Masyarakat

Ketupat
Sumber :
  • Cuplikan Layar

1.     Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan):
Filosofi utama dari ketupat adalah mengakui kesalahan. Dengan menyantap ketupat, umat Islam diingatkan untuk selalu merendahkan hati, mengakui dosa, dan memohon ampun kepada Allah SWT. Tradisi ini mengajarkan bahwa kesadaran diri dan pengakuan atas kesalahan merupakan langkah awal menuju perbaikan dan pembersihan hati.

Menggali Rahasia Lebaran Ketupat: Tradisi, Ritual, dan Pengaruh Global dalam Perayaan Idul Fitri

2.     Laku Papat (Empat Tindakan Utama):
Dalam budaya Jawa terdapat konsep "laku papat" yang meliputi empat nilai utama yang terkandung dalam perayaan Lebaran Ketupat, yaitu:

o    Lebaran: Menandai berakhirnya puasa Ramadan dan perayaan kemenangan setelah menahan diri dari godaan dunia.

Ketupat Lebaran: Simbol Pengakuan Dosa dan Harapan Baru di Balik Anyaman Janur

o    Leburan: Simbol pelebur dosa melalui tradisi saling memaafkan.

o    Luberan: Mengajarkan pentingnya berbagi rezeki dan kepedulian sosial kepada sesama.

Lebaran Ketupat 2025: Perpaduan Budaya, Agama, dan Kuliner dalam Satu Sajian

o    Laburan: Melambangkan penyucian diri, di mana setiap individu berusaha membersihkan hati dan pikiran dari noda dosa.

3.     Simbol Anyaman Janur:
Anyaman daun kelapa yang digunakan untuk membungkus nasi dalam ketupat memiliki arti tersendiri. Pola anyaman yang rumit menggambarkan kompleksitas kesalahan manusia. Namun, setelah melalui proses pengolahan dan pengukusan, nasi yang ada di dalamnya berubah menjadi simbol kesucian. Proses ini mengajarkan bahwa melalui usaha dan perbaikan diri, seseorang dapat mencapai keadaan yang lebih bersih dan murni.

Halaman Selanjutnya
img_title