LUMAJANG: Festival Sego Takir, Merawat Tradisi, Menyatukan Semangat Gotong Royong

Festival Sego Takir di Lumajang, Jawa Timur
Sumber :
  • infopublik.id

Lumajang, WISATA Pendopo Arya Wiraraja menjadi saksi kemeriahan Festival Sego Takir, menutup rangkaian peringatan Hari Jadi Lumajang ke-769 (30/12/2024).

Sebuah perayaan yang bukan hanya menampilkan keindahan budaya, namun juga memperkuat jati diri warga Lumajang dalam semangat gotong royong dan rasa syukur.

“Sego Takir adalah simbol kebersamaan, kesederhanaan, dan rasa syukur yang telah menjadi bagian dari identitas masyarakat Lumajang. Semangat ini harus terus kita pelihara untuk membangun Kabupaten Lumajang yang lebih bermartabat dan berdaya saing,” ujar Pj. Bupati Lumajang, Indah Wahyuni (Bunda Yuyun), saat membuka acara.

“Sego Takir” berasal dari jargon Kelurahan Ditotrunan, yang berarti Semangat Gotong Royong Nata lan Mikir (menata dan berpikir bersama).

Hidangan ini disajikan dalam wadah tradisional dari daun pisang, menggambarkan kesederhanaan, kebersahajaan, dan harmoni dengan alam.

Tema tahun ini, Festival Sego Takir Sabdo Roso, mengingatkan pada pentingnya tindakan yang dilandasi ketulusan hati dan komitmen untuk kebersamaan.

Bunda Yuyun menekankan, acara ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga pesan moral untuk terus mempererat silaturahmi, menjaga harmoni, dan membangun kebersamaan demi Lumajang yang aman dan sejahtera.

Acara ini menjadi istimewa, dengan kehadiran para lurah yang pernah memimpin Kelurahan Ditotrunan serta sejumlah tokoh penting seperti KH. As’at Malik, Bupati Lumajang periode 2015-2018, dan Indah Amperawati, Wakil Bupati Lumajang periode 2018-2023.

Kehadiran mereka menjadi simbol penghormatan terhadap sejarah dan kontribusi para pemimpin dalam perjalanan Lumajang.

Rangkaian acara ditutup dengan Kembul Bujono — tradisi makan bersama — dimana 1.000 porsi Sego Takir disajikan oleh warga Kelurahan Ditotrunan.

Sambil menikmati hidangan, masyarakat disuguhkan dengan pertunjukan spektakuler 1.000 kembang api yang menghiasi langit malam, menciptakan suasana hangat dan penuh syukur untuk menyambut tahun baru 2025.

Festival Sego Takir bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang merawat tradisi dan menyatukan masyarakat.

Dalam semangat gotong royong, acara ini menjadi pengingat, bahwa kebersamaan adalah kunci membangun Lumajang yang lebih baik, lebih harmonis, dan lebih bermartabat.

(Sumber: infopublik.id)

Kebahagiaan Bukan Sekadar Mendapatkan Apa yang Diinginkan: Belajar Bersyukur ala Marcus Aurelius