GROBOGAN: Tradisi Asrah Batin, Wujud Nyata Kekayaan Warisan Budaya Leluhur Nenek Moyang

Bupati dan Ketua DPRD Grobogan Hadiri Tradisi Asrah Batin (15/9/2024)
Sumber :
  • grobogan.go.id

Grobogan, WISATA Asrah Batin, tradisi adat yang digelar di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, memiliki hubungan erat dengan kepercayaan warga dengan Kedhana dan Kedhini, yaitu Raden Sutejo dan Roro Musiah.

Kedua tokoh ini diyakini sebagai pendiri dan leluhur Desa Karanglangu dan Desa Ngombak.

Menurut cerita, Kedhana dan Kedhini adalah saudara kandung.

Mereka terpisah sejak kecil.

Hingga akhirnya mereka berdua bertemu kembali.

Dalam pertemuan tersebut, masing-masing telah menjadi Kepala desa Karanglangu (saudara tua) dan Kepala Desa Ngombak (saudara muda).

Mereka pun sepakat untuk memperingati pertemuan ini dalam bentuk perayaan atau upacara.

Oleh seluruh keturunannya, perayaan atau upacara ini dilestarikan dalam dalam kegiatan tradisi Asrah Batin setiap 2 tahun sekali pada tahun genap, di bulan September pada hari Minggu Kliwon.

Tradisi Asrah Batin, diawali dengan tradisi tubo atau mencari ikan di sungai Tuntang untuk disajikan dalam tradisi Asrah Batin tersebut.

Asrah Batin diawali dengan utusan dari Desa Ngombak yang melakukan penjemputan ke Desa Karanglangu.

Sementara itu, pihak Desa Ngombak juga berjalan menuju pinggir sungai untuk menjemput rombongan dari Desa Karanglangu.

Kemudian rombongan dari Desa Karanglangu mulai dari kepala desa dan warga menyeberang dengan getek/rakit yang sudah disiapkan oleh warga Desa Ngombak, untuk melintasi sungai Tuntang.

Rombongan dari kedua desa tersebut, kemudian berjalan menuju kediaman Kepala Desa Ngombak.

Dalam tradisi ini, ada prosesi unik yaitu warga memperebutkan bedak boreh yang dipercaya membuat awet muda dan menyembuhkan berbagai macam penyakit, serta berebut berkat/munggut yang berisi nasi, bothok ikan mangut dari ikan yang didapatkan saat tradisi Tubo.

Bupati Grobogan, Sri Sumarni menyatakan, tradisi Asrah Batin merupakan tradisi budaya adat warisan warga Desa Ngombak dan Karanglangu.

Menurutnya, tradisi Asrah Batin ini menceritakan tentang bagaimana penyatuan dua desa yang terpisah oleh Sungai Tuntang.

"Acara adat budaya Asrah Batin yang kita laksanakan hari ini adalah wujud nyata dari kekayaan budaya dan tradisi yang kita miliki. Melalui kegiatan ini, kita tidak hanya melestarikan adat kebudayaan yang telah diwariskan oleh para pendahulu, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga dan memperkuat rasa kebersamaan," ujar Bupati Grobogan.

(Sumber: grobogan.go.id)

Transformasi Hilirisasi Nikel: Indonesia Siap Menjadi Pusat Produksi Baterai EV Dunia