Kritik Konsepsi Epikuros: Kebahagiaan Terbesar adalah Kebebasan dari Rasa Sakit dan Ketakutan

Zeno dari Citium
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Epikuros, seorang filsuf Yunani kuno, dikenal dengan pandangan revolusionernya tentang kebahagiaan. Menurut Epikuros, kebahagiaan terbesar dicapai melalui kebebasan dari rasa sakit dan ketakutan. Namun, pandangan ini tidak luput dari kritik para filsuf lain, baik dari masa kuno maupun modern. Artikel ini akan membahas beberapa filsuf pengkritik aliran filsafat Epikuros serta argumen-argumen mereka terhadap pandangan Epikuros tentang kebahagiaan.

Inilah Makna Kebahagiaan dalam Pandangan Para Filsuf Muslim

Kritik dari Stoikisme: Zeno dan Seneca

Zeno dari Citium

Tengah Populer, Ternyata Begini Konsepsi Kebahagiaan dalam Pandangan Filsafat Stoicisme

Zeno dari Citium, pendiri aliran filsafat Stoikisme, menentang pandangan Epikuros dengan menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya tergantung pada kenikmatan dan ketiadaan rasa sakit, tetapi juga pada kebajikan dan pengendalian diri. Menurut Zeno, kebahagiaan tercapai melalui hidup yang selaras dengan alam dan rasionalitas, bukan sekadar menghindari rasa sakit. Dia percaya bahwa seseorang harus menerima nasibnya dengan tenang dan tetap berfokus pada tindakan yang benar dan bijaksana.

Seneca

Dalam Cinta, Kita Menemukan Makna yang Mendalam dalam Kehidupan: Thales

Seneca, seorang filsuf Stoik Romawi, juga mengkritik pandangan Epikuros dengan menekankan pentingnya kebajikan sebagai sumber kebahagiaan sejati. Dalam tulisannya, Seneca mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak tergantung pada keadaan eksternal atau kenikmatan fisik, tetapi pada ketenangan batin yang diperoleh melalui kebajikan dan disiplin diri. Menurut Seneca, fokus pada menghindari rasa sakit dan mencari kenikmatan cenderung mengalihkan perhatian dari tujuan hidup yang lebih mulia dan bermakna.

Kritik dari Skeptisisme: Pyrrho

Halaman Selanjutnya
img_title