Konsepsi Mengatasi Ketakutan terhadap Kematian dalam Aliran Filsafat Epikureanisme

Filsafat Epikureanisme
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Epikureanisme, aliran filsafat yang didirikan oleh Epikuros pada abad ke-4 SM di Yunani, menawarkan pandangan yang unik dan mendalam tentang cara mengatasi ketakutan terhadap kematian. Epikuros mengajarkan bahwa banyak penderitaan manusia berasal dari ketakutan yang tidak rasional terhadap kematian. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Epikureanisme, seseorang dapat hidup dengan lebih tenang dan bahagia. Artikel ini akan mengulas konsepsi mengatasi ketakutan terhadap kematian dalam aliran filsafat Epikureanisme, prinsip-prinsip yang mendasarinya, serta relevansinya dalam kehidupan modern.

Epictetus: Kita Tidak Bisa Lari dari Kematian, Tapi Bisa Lari dari Ketakutannya

Sejarah dan Latar Belakang Epikureanisme

Epikuros lahir pada tahun 341 SM di Pulau Samos dan mendirikan sekolah filsafat di Athena yang dikenal sebagai "Taman Epikuros" (Garden). Ajarannya menekankan pentingnya pencapaian kebahagiaan melalui kenikmatan sederhana dan penghindaran rasa sakit. Salah satu aspek penting dari ajaran Epikuros adalah cara pandangnya terhadap kematian, yang bertujuan untuk menghilangkan ketakutan irasional yang sering kali mengganggu kehidupan manusia.

Epictetus: Rintangan Boleh Menghambat Tubuh, Tapi Tidak Kehendak

Prinsip-Prinsip Dasar dalam Mengatasi Ketakutan terhadap Kematian

1. Kematian sebagai Akhir dari Eksistensi

Epictetus: Terimalah Segala Sesuatu Apa Adanya, Maka Hidupmu Akan Tenang

Epikuros mengajarkan bahwa kematian adalah akhir dari eksistensi. Ketika seseorang meninggal, mereka tidak lagi merasakan apa-apa—tidak ada kesakitan, tidak ada kenikmatan, hanya ketiadaan. Dengan menerima bahwa kematian mengakhiri segala bentuk kesadaran, seseorang dapat melepaskan ketakutan yang tidak perlu terhadap apa yang akan terjadi setelah kematian.

2. Tidak Ada Kesadaran Setelah Kematian

Halaman Selanjutnya
img_title