Stonehenge, Bagaimana dan untuk Tujuan Apa Monumen ini Didirikan?
- news.artnet.com/Andre Pattenden
Malang, WISATA – Stonehenge adalah lingkaran batu berjenjang yang paling canggih secara arsitektural.
Stonehenge menimbulkan kekaguman dan daya tarik, namun juga menimbulkan perdebatan sengit sekitar 4.600 tahun setelah dibangun oleh orang Inggris kuno yang tidak meninggalkan catatan tertulis.
Stonehenge memasuki catatan sejarah pada tahun 1129 melalui diakon agung Henry dari Huntington. Karena terpesona oleh skalanya, dan dibingungkan oleh keanehannya, Huntington menulis, “tidak seorang pun dapat mengetahui dengan mekanisme apa bongkahan batu tersebut diangkat, atau untuk alasan apa batu tersebut didirikan di tempat itu.”
Sembilan ratus tahun kemudian, pertanyaan mendasar tentang bagaimana dan mengapa orang mengangkat batu seberat 25 ton di dataran terbuka di Inggris selatan masih tetap ada.
Kemajuan ilmu arkeologi selama 50 tahun terakhir terbukti lebih meyakinkan dalam menjawab kapan Stonehenge dibangun dan oleh siapa.
Dataran Salisbury, sebuah mosaik padang rumput dan hutan yang diapit oleh sungai, telah lama menjadi pusat berburu dan memancing pada zaman Mesolitikum. Analisis tanah bersama dengan lubang galian dan lubang pasak di Stonehenge mendorong aktivitas sejak tahun 8000 SM. Segalanya berubah pada pertengahan milenium keempat ketika para migran dari Mediterania timur tiba. Mereka membawa peternakan dan pertanian serta mengantarkan periode Neolitikum Inggris.
Dalam waktu 500 tahun, keturunan mereka mulai mengangkat, menggeser dan menyusun batu-batu yang sangat berat—suatu praktik yang berkembang dalam enam tahap hingga kira-kira tahun 1520 SM.