Makna Kutipan "Ego Cogito, Ergo Sum" - Descartes

René Descartes:
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Rene Descartes, seorang filsuf Prancis abad ke-17, adalah salah satu tokoh utama dalam filsafat rasionalisme. Salah satu kutipan paling terkenal dan mendalam dari Descartes adalah "Ego cogito, ergo sum" yang dalam bahasa Indonesia berarti "Aku berpikir, maka aku ada." Kutipan ini memiliki makna filosofis yang sangat penting dan telah menjadi subjek diskusi dan analisis selama berabad-abad. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna dari kutipan ini, dampaknya terhadap pemikiran filosofis, serta relevansinya dalam konteks modern.

Makna Quote Laozi: "Dia yang Tahu Kapan Harus Berhenti Tidak Akan Mengalami Kegagalan"

Asal Mula Kutipan

Kutipan "Ego cogito, ergo sum" pertama kali muncul dalam karya Descartes yang berjudul "Meditations on First Philosophy" yang diterbitkan pada tahun 1641. Dalam karya ini, Descartes berusaha menemukan dasar yang tak tergoyahkan untuk semua pengetahuan. Dia memulai dengan meragukan segala sesuatu yang mungkin diragukan, termasuk keberadaan dunia luar dan bahkan tubuhnya sendiri. Namun, melalui proses keraguan ini, Descartes menemukan bahwa satu hal yang tidak bisa diragukan adalah kenyataan bahwa dia berpikir. Oleh karena itu, jika dia berpikir, dia pasti ada.

Inilah Pandangan dan Pemikiran Kritis Socrates tentang Pernikahan

Makna Filosofis

1. Kesadaran Diri sebagai Bukti Eksistensi

7 Manfaat Meditasi untuk Fisik dan Mental yang Tidak Banyak Diketahui

Makna utama dari kutipan ini adalah bahwa kesadaran diri sendiri adalah bukti yang paling dasar dan tidak bisa disangkal dari keberadaan seseorang. Descartes berargumen bahwa meskipun semua hal lain dapat diragukan, fakta bahwa seseorang sedang meragukan, berpikir, atau mempertanyakan adalah bukti bahwa dia ada. Ini menekankan pentingnya kesadaran dan pemikiran sebagai dasar eksistensi.

2. Fondasi Pengetahuan

Halaman Selanjutnya
img_title