Perpisahan yang Mengharukan: Detik-detik Hukuman Mati Socrates Seperti Dituturkan Murid-muridnya
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Di dalam ruang hening yang terpenuhi oleh keharuan, terjadi suatu perpisahan yang menggetarkan jiwa. Detik-detik terakhir hidup Socrates, filsuf yang kontroversial namun penuh hikmat, diceritakan kembali oleh para murid yang setia mendampinginya. Dalam momen yang sarat emosi ini, kebijaksanaan dan keberanian Socrates bersinar terang, mencerahkan jalan bagi mereka yang hadir.
Socrates: Sang Filsuf yang Dipuja dan Diperdebatkan
Sebelum kita melangkah lebih jauh ke dalam cerita perpisahan yang mengharukan ini, mari kita kenali Socrates dengan lebih dekat. Lahir di Athena sekitar tahun 470 SM, Socrates bukan hanya seorang filsuf, tetapi juga seorang guru yang menginspirasi dan kontroversial. Metodenya yang dialektis dan gaya hidupnya yang sederhana telah memperoleh banyak pujian, tetapi juga mendatangkan kebencian dari kalangan elit dan otoritas pada zamannya.
Socrates dikenal karena metode dialektiknya yang mempertanyakan keyakinan dan konsep yang dipegang oleh lawan bicaranya. Namun, di tengah-tengah kontroversi dan tuduhan yang dialamatkan kepadanya, dia tetap teguh pada prinsip-prinsipnya dan terus mengajarkan murid-muridnya tentang kebenaran dan kebajikan.
Detik-detik Hukuman Mati yang Mendalam
Di saat-saat menjelang eksekusi hukuman matinya, Socrates dikelilingi oleh murid-muridnya yang setia di dalam penjara. Mereka yang telah lama mengikuti jejaknya, kini bersiap-siap untuk mengucapkan selamat tinggal pada guru yang mereka cintai. Di dalam ruang yang sunyi, percakapan terakhir mereka mengalir dengan kedalaman emosi dan makna yang tak terlupakan.
Salah satu murid yang hadir, dengan mata berkaca-kaca, mengenang momen tersebut. "Detik-detik terakhir bersama Socrates adalah saat-saat yang penuh keharuan dan inspirasi," ucapnya dengan suara gemetar. "Guru kami tidak pernah menunjukkan ketakutan, tetapi malah menghibur dan memberi kami ketenangan."