Filsafat Jawa "Wruh ingkang sejatine urip, urip ingkang sejatine wruh" - Ki Ageng Pengging

Ilustrasi Para Tokoh Filsafat Jawa
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang serba cepat, terkadang kita lupa untuk merenungkan hakikat keberadaan kita di dunia ini. Filsafat Jawa, dengan kearifan lokalnya, menawarkan panduan untuk menjalani hidup yang lebih bermakna. Salah satu perkataan yang sarat makna dalam filsafat Jawa adalah:

Epictetus: Mabuk Itu Bukan Soal Mabuk, Tapi Soal Kendali Diri

Kalimat bijak ini berasal dari Ki Ageng Pengging, seorang tokoh filsuf dan spiritual Jawa Kuno. Makna yang terkandung di dalamnya begitu dalam dan relevan untuk kita renungkan bersama.

Mengenal Ki Ageng Pengging

Bukan Sekadar Hidup, Tetapi Hidup dengan Benar: Pesan Bijak dari Socrates

Informasi mengenai Ki Ageng Pengging sendiri tergolong terbatas. Diduga beliau hidup pada abad ke-16 dan berasal dari daerah Pengging, Jawa Tengah.

Meski detail kehidupannya minim, perkataannya tentang hakikat hidup ini terus diwariskan dan menjadi salah satu pilar dalam filsafat Jawa.

Hidup Bermakna Menurut Socrates: Makan dan Minum untuk Hidup, Bukan Hidup untuk Makan dan Minum

Menelusuri Makna "Wruh ingkang sejatine urip, urip ingkang sejatine wruh"

Halaman Selanjutnya
img_title