Inilah Persimpangan Pemikiran antara Ludwig Feuerbach dengan Friedrich Nietzsche

Friedrich Nietzsche
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Kedua filsuf Jerman, Ludwig Feuerbach dan Friedrich Nietzsche, adalah dua tokoh penting dalam sejarah pemikiran Barat. Meskipun keduanya hidup pada periode yang berbeda dan memiliki fokus yang berbeda dalam pemikiran mereka, terdapat persimpangan-persimpangan menarik antara pandangan mereka yang layak untuk ditelaah.

Kritik Friedrich Nietzsche terhadap Konsep Kebajikan dalam "Nikomakhos Etika" Aristoteles

1. Kritik terhadap Agama

Salah satu persamaan utama antara Feuerbach dan Nietzsche adalah kritik mereka terhadap agama, khususnya agama Kristen. Feuerbach, melalui karyanya "The Essence of Christianity", menekankan bahwa keyakinan akan Tuhan adalah refleksi dari keinginan manusia untuk menciptakan entitas ilahi yang ideal sesuai dengan gambaran mereka tentang kebaikan dan kekuatan. Sementara itu, Nietzsche dengan terkenal menyoroti gagasan "kematian Tuhan" dan mengkritik moralitas Kristen sebagai budaya penindasan yang melemahkan kemauan kekuatan dan kehidupan manusia.

Inilah Para Filsuf yang Memberikan Kritik terhadap "Nikomakhos Etika" Aristoteles

2. Konsep Kebenaran Absolut

Feuerbach dan Nietzsche sama-sama menolak ide kebenaran absolut atau objektif. Feuerbach mengajukan bahwa keyakinan manusia tentang Tuhan adalah cerminan dari keinginan dan impian manusia, bukan realitas objektif yang independen. Demikian pula, Nietzsche menolak gagasan bahwa ada kebenaran atau nilai-nilai moral yang universal, dan mengajukan konsep "kehendak untuk berkuasa" sebagai prinsip yang mendasari perilaku manusia.

Inilah Warisan Socrates yang Ditinggalkan setelah Kematiannya

3. Pemikiran tentang Manusia

Keduanya memiliki pandangan yang kritis terhadap konsep manusia yang diberikan agama dan filsafat sebelumnya. Feuerbach menekankan bahwa manusia harus ditempatkan kembali di pusat pemikiran, bukan Tuhan. Sementara Nietzsche, dengan gagasan "Übermensch" atau manusia super, menekankan potensi manusia untuk melebihi keterbatasan moral dan spiritual yang diberlakukan oleh tradisi agama.

Halaman Selanjutnya
img_title