Tokoh Utama Filsafat Peripatetik: Mengenal Karya Utama dan Pengaruhnya dalam Sejarah

Filsafat Peripatetik
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Filsafat Peripatetik, atau dikenal dalam konteks Islam sebagai Falsafah Al-Mashsha'iyyah, merupakan aliran filsafat yang berakar dari ajaran Aristoteles. Di dunia Islam, aliran ini memiliki peran penting dalam pengembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan pada masa keemasan peradaban Islam. Di bawah ini, kami akan mengenal beberapa tokoh utama Filsafat Peripatetik, karya-karya utama mereka, serta pengaruhnya dalam sejarah pemikiran.

Ibnu Sina hingga Al-Farabi: Para Filsuf Muslim yang Menghidupkan Kembali Pemikiran Aristoteles

1. Al-Kindi (c. 801–873 M)

Al-Kindi, atau Alkindus dalam literatur Barat, adalah seorang filsuf Muslim pertama yang secara luas memperkenalkan pemikiran Aristoteles ke dunia Islam. Karya utamanya, "On First Philosophy" (Fi al-Falsafah al-Ula), menjadi pintu gerbang bagi filsafat Aristotelian ke dalam kebudayaan intelektual Islam.

Jejak Pemikiran Aristoteles: Bagaimana Filsuf Muslim Mengembangkan Gagasan Sang Filsuf Yunani

2. Al-Farabi (c. 872–950 M)

Al-Farabi, dikenal sebagai "Alpharabius" dalam literatur Barat, adalah filsuf dan ilmuwan Muslim terkemuka yang memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan pemikiran Peripatetik. Karya utamanya, "The Principles of the Opinions of the People of the Ideal City" (Al-Madina al-Fadila), membahas berbagai aspek filsafat politik, etika, dan metafisika.

Kunci Hidup Bermakna Menurut Aristoteles: Kebajikan atau Kecerdasan?

3. Ibnu Sina (980–1037 M)

Ibnu Sina, yang dikenal sebagai "Avicenna" di Barat, adalah seorang polymath yang mencapai puncak kejayaan dalam pengembangan pemikiran Aristotelian di dunia Islam. Karyanya yang paling terkenal, "The Book of Healing" (Al-Shifa), menjadi salah satu karya terpenting dalam sejarah filsafat dan ilmu kedokteran.

Halaman Selanjutnya
img_title