Konsepsi Pemikiran dan Pandangan Demokritus tentang Alam Semesta

Demokritus
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Demokritus, seorang filsuf Yunani kuno yang hidup sekitar abad ke-5 SM, merupakan salah satu tokoh utama dalam sejarah pemikiran manusia. Salah satu kontribusi paling terkenalnya adalah pemikiran tentang alam semesta, yang dijelaskan melalui prisma atomisme. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsepsi pemikiran dan pandangan Demokritus tentang alam semesta, serta bagaimana pemikiran ini memberikan wawasan tentang sifat fundamental dunia kita.

Dari Yunani ke Dunia Islam: Pengaruh Pemikiran Aristoteles pada Filsafat dan Sains Islam

Konsep Atomisme

Pemikiran Demokritus tentang alam semesta didasarkan pada konsep atomisme, yang menyatakan bahwa alam semesta terdiri dari partikel-partikel kecil yang tidak terpecahkan yang disebut atomos, atau atom. Menurut Demokritus, atomos adalah unsur dasar dari segala sesuatu yang ada di alam semesta. Mereka tidak dapat dipecah lebih lanjut dan memiliki berbagai macam bentuk, ukuran, dan gerakan.

Menyelami Pemikiran Thales: Filosofi Air dan Asal-Usul Alam Semesta

Konsep atomisme ini memandang alam semesta sebagai kumpulan atomos yang bergerak dalam ruang hampa yang tak terbatas. Interaksi antara atomos ini, baik melalui bertabrakan maupun menyatu, membentuk berbagai macam materi dan fenomena yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari.

Pandangan Tentang Struktur Alam Semesta

Aristoteles di Dunia Islam: Bagaimana Filsafat Yunani Mengubah Perspektif Ilmiah dan Spiritual

Menurut Demokritus, alam semesta adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam materi yang berbeda. Atomos, sebagai unsur dasar, membentuk segala sesuatu yang ada, termasuk benda-benda langit, bumi, air, dan udara. Perbedaan dalam struktur dan komposisi atomos menghasilkan berbagai macam fenomena alam, seperti perubahan cuaca, gerakan planet, dan berbagai macam kejadian alam lainnya.

Demokritus juga percaya bahwa alam semesta tidak memiliki tujuan atau arah yang ditentukan. Ia menganggap bahwa segala sesuatu terjadi karena adanya hukum alam yang berlaku, bukan karena campur tangan dewa atau kekuatan metafisik lainnya. Pandangannya yang materialistik tentang alam semesta menekankan pada pengamatan dan penelitian terhadap fenomena fisik, bukan spekulasi metafisik.

Halaman Selanjutnya
img_title