Membedah "Etika" karya Baruch Spinoza: Pandangan tentang Moralitas dan Kehidupan

Baruch Spinoza
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Karya filsafat yang monumental sering kali membawa kita pada perjalanan pikiran yang mendalam dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan dan moralitas. Salah satu karya tersebut adalah "Etika" yang ditulis oleh Baruch Spinoza, seorang filsuf besar abad ke-17 yang dikenal dengan pandangan monisme dan kontribusinya terhadap pemikiran filsafat. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri isi dari "Etika" dan memahami pandangan Spinoza tentang moralitas, kebebasan, dan eksistensi manusia.

Makna Kebahagiaan, Kesenangan, dan Kenikmatan Menurut Para Stoik

Latar Belakang Baruch Spinoza dan "Etika"

Baruch Spinoza, lahir pada tahun 1632 di Amsterdam, Belanda, adalah seorang filsuf yang hidup pada masa yang penuh tantangan dan perubahan. "Etika" adalah karyanya yang paling terkenal dan juga paling berpengaruh. Ditulis dalam bahasa Latin, karya ini diterbitkan setelah kematiannya pada tahun 1677. "Etika" menyajikan pemikiran Spinoza tentang sifat hakiki dari Tuhan, alam semesta, dan manusia.

Makna Kebahagiaan, Kesenangan, dan Kenikmatan Menurut Socrates

Struktur "Etika"

"Etika" terdiri dari lima bagian yang disebut "proposisi". Dalam setiap proposisi, Spinoza mengembangkan argumennya dengan mengikuti langkah-langkah logis yang cermat. Dia memulai dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci seperti Tuhan, alam semesta, dan manusia, kemudian dia mengeksplorasi hubungan di antara mereka.

Makna Kebahagiaan, Kesenangan, dan Kenikmatan Menurut Para Filsuf

Pemikiran Utama dalam "Etika"

1.    Substansi Tunggal: Salah satu konsep kunci dalam "Etika" adalah pandangan monisme Spinoza, di mana ia menyatakan bahwa alam semesta terdiri dari satu substansi tunggal yang ia sebut "Deus sive Natura" (Tuhan atau Alam).

Halaman Selanjutnya
img_title