Mulla Sadra: Jejak Kecemerlangan Seorang Filsuf dan Mistikus Persia

Mulla Sadra, juga dikenal sebagai Sadr al-Din Muhammad al-Shirazi
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Mulla Sadra, yang juga dikenal sebagai Sadr al-Din Muhammad al-Shirazi, adalah salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah pemikiran Islam. Lahir pada abad ke-17 Masehi di Shiraz, Persia, kontribusinya yang monumental dalam bidang filsafat dan mistisisme telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam warisan intelektual dunia Islam. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kehidupan dan pemikiran Mulla Sadra serta pengaruhnya yang luas dalam sejarah pemikiran.

Ibnu Rusyd dan Aristoteles: Pertemuan Pemikiran Yunani dan Islam dalam Filsafat

Latar Belakang dan Kehidupan Awal

Mulla Sadra lahir pada tahun 1571 Masehi di kota Shiraz, sebuah pusat kebudayaan dan intelektual di Persia. Meskipun latar belakang keluarganya tidak diketahui dengan pasti, namun ia tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan ilmu pengetahuan dan spiritualitas. Pendidikan awalnya terjadi di kota asalnya, di mana ia belajar dari para ulama terkemuka pada zamannya.

Antara Logika dan Etika: Bagaimana Filsuf Muslim Menerjemahkan Karya-Karya Aristoteles

Perjalanan Intelektual dan Pencarian Ilmu

Sejak usia muda, Mulla Sadra menunjukkan minat yang besar dalam memahami aspek-aspek mendalam dari agama Islam, filsafat, dan mistisisme. Ia melakukan perjalanan ke kota-kota terkenal di dunia Islam pada zamannya, termasuk Qom dan Isfahan, untuk menimba ilmu dari para ulama dan filsuf terkemuka. Pengalaman ini membentuk landasan kuat bagi perkembangan pemikiran filosofisnya yang unik.

Mengapa Aristoteles Dianggap 'Guru Pertama' oleh Para Filsuf Muslim? Simak Sejarahnya!

Kontribusi dalam Filsafat

Mulla Sadra terkenal karena mengembangkan aliran filsafat yang dikenal sebagai Hikmah al-Muta'aliyah atau "Filsafat Transenden". Dalam filsafatnya, ia menyintesis gagasan-gagasan dari tradisi filosofis Yunani, Islam, dan Neoplatonisme, serta memadukannya dengan pemikiran mistisisme Islam. Salah satu kontribusi utamanya adalah konsep "hikmah al-muta'aliyah", yang menggambarkan pemahaman mendalam tentang realitas yang transenden dan hubungan manusia dengan Sang Pencipta.

Halaman Selanjutnya
img_title