Bagaimana Plato Memandang, Cinta, Romantisme, dan Pernikahan

Plato (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator bing/Handoko

Malang, WISATA - Plato, seorang filsuf besar dari Yunani kuno, tidak hanya dikenal dengan kontribusinya dalam bidang politik dan metafisika, tetapi juga pandangannya tentang cinta, romantisme, dan pernikahan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana Plato memandang konsep-konsep tersebut, serta relevansinya dalam konteks modern.

Profil Dio Novandra, Kekasih Megawati Hangestri yang Diperkenalkan kepada Para Pemain Red Sparks

Cinta dalam Pandangan Plato

Plato memandang cinta sebagai fenomena spiritual yang membawa manusia menuju pemahaman yang lebih dalam tentang keindahan dan kebenaran. Dalam karyanya yang terkenal, "Symposium", Plato menggambarkan cinta sebagai keinginan manusia untuk mencapai kesempurnaan spiritual melalui kecantikan fisik. Namun, Plato juga menekankan bahwa cinta sejati adalah yang mengarahkan seseorang pada pencarian kebijaksanaan dan kebenaran, bukan hanya pada keindahan fisik semata.

Qutb al-Din al-Shirazi: Filsuf dan Astronom Muslim Terkemuka Abad ke-13 Masehi

Romantisme dan Keindahan Menurut Plato

Plato percaya bahwa romantisme adalah keadaan emosional yang timbul dari pengalaman keindahan yang sempurna. Baginya, keindahan bukan hanya tentang penampilan fisik, tetapi juga tentang harmoni dan proporsi yang ada di alam semesta. Dalam karyanya yang lain, "Phaedrus", Plato menggambarkan romantisme sebagai hasil dari pengalaman cinta yang mendalam, di mana seseorang merasa terpanggil untuk mencari kebenaran dan keindahan yang abadi.

Inilah Alasan Mengapa Socrates Lebih Memilih Diadili Pengadilan Athena daripada Melarikan Diri

Pernikahan dalam Visi Plato

Meskipun Plato tidak secara langsung membahas pernikahan dalam karyanya, pandangannya tentang hubungan antara pria dan wanita dapat memberikan wawasan tentang bagaimana dia mungkin memandang institusi pernikahan. Plato percaya bahwa pasangan hidup seharusnya saling melengkapi dan membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan spiritual dan intelektual. Baginya, pernikahan bukan hanya tentang ketertarikan fisik semata, tetapi juga tentang kesetiaan, persahabatan, dan pembentukan karakter bersama.

Halaman Selanjutnya
img_title