Inilah Makna dan Filosofi Ketupat dalam Filsafat Jawa
- Mamikost
Malang, WISATA - Ketupat, makanan tradisional yang sering menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan dan festival di Indonesia, ternyata memiliki makna dan filosofi yang dalam dalam konteks filsafat Jawa. Sebagai salah satu warisan budaya yang kaya, ketupat tidak hanya menyajikan kenikmatan bagi lidah, tetapi juga menyimpan makna yang dalam dalam kehidupan sehari-hari.
Filosofi Ketupat: Simbol Kesempurnaan dan Keharmonisan
Bentuk ketupat yang segi empat, merupakan gambaran tentang kesempurnaan dan keharmonisan. Dalam filsafat Jawa, segi empat melambangkan empat unsur alam yang menjadi pondasi dari keberadaan alam semesta, yaitu bumi, air, udara, dan api. Dengan demikian, ketupat tidak sekadar makanan, tetapi juga merupakan simbol dari harmoni alam dan kehidupan.
Ketupat: Simbol Kesederhanaan dan Kebajikan
Proses pembuatan ketupat yang sederhana, dari bahan-bahan alami dan melalui kerja keras, mengandung makna kesederhanaan, kerendahan hati, dan kebajikan. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai ini sangat penting untuk dipegang teguh agar tercipta kedamaian dan keharmonisan dalam masyarakat.
Ketupat: Simbol Purifikasi dan Pembersihan
Ketupat tidak hanya melambangkan kesempurnaan dan kesederhanaan, tetapi juga merupakan simbol purifikasi dan pembersihan. Proses pemasakan ketupat dengan direbus dalam air dapat diartikan sebagai proses penyucian diri dari dosa dan kesalahan. Dengan mengonsumsi ketupat, diharapkan seseorang dapat memperoleh keberkahan dan kesucian dalam hidupnya.