Mental Wellness: Lebih dari Sekedar Bebas Gangguan Mental, Menuju Kehidupan yang Penuh Makna

Mental Wellness
Sumber :
  • Global wellness Institute

 

"The True is the Whole" - Georg Wilhelm Friedrich Hegel

Jakarta, WISATA - Istilah "mental wellness" kian sering terdengar, namun pemahamannya masih belum banyak. Padahal, mental wellness lebih dari sekadar bebas dari gangguan mental. Ia merupakan perjalanan aktif menuju ketahanan mental dan pengalaman hidup yang lebih dalam, kaya, dan bermakna.

 

Nasihat Stoicisme: Teruslah Belajar dan Berkembang

Mental Wellness

Photo :
  • Global wellness Institute

 

Inilah Maksud Berlatihlah Kebajikan Setiap Hari: Ajaran Stoicisme

5 Hal Penting tentang Mental Wellness:

1.    Bukan Sekedar Ketiadaan Gangguan: Hubungan antara gangguan mental dan mental wellness dapat digambarkan sebagai dua skala terpisah. Gangguan mental terukur dari tinggi ke rendah, sementara mental wellness dari stagnan ke berkembang. Sekitar 85% populasi dunia tidak memiliki diagnosis gangguan mental, namun belum tentu "sehat mental" karena tertekan, cemas, kesepian, dan tantangan lain. Sebaliknya, mereka yang memiliki gangguan mental pun dapat memiliki tingkat mental wellness yang moderat atau positif, misalnya memiliki hubungan baik, merasakan bahagia, atau berfungsi optimal di pekerjaan. Praktik yang meningkatkan mental wellness diakui sebagai faktor protektif bagi kesehatan mental, serta membantu mengurangi gejala gangguan mental (melengkapi perawatan konvensional).

2.    Perjalanan Aktif Menuju Ketahanan dan Kehidupan Penuh Makna: Mental wellness bukan hanya tentang pencegahan, mengatasi kesulitan, dan menjadi tangguh saat menghadapi stres, cemas, kesepian, dan kesedihan. Ia juga mendorong kita menuju pengalaman hidup yang lebih dalam dan bermakna, yang seringkali disebut berkembang ("flourishing"). Makna "berkembang" bersifat subjektif dan personal, dibentuk oleh nilai individu, budaya, agama, dan kepercayaan. Bagi sebagian orang, ini berarti mencapai puncak kemampuan dan meraih tujuan hidup, sementara bagi yang lain, mungkin tentang transendensi diri.

3.    Menjauh dari Stigma, Dekat ke Kemanusiaan: Meskipun stigma terhadap gangguan mental telah dikurangi, rasa malu, penolakan, dan kerahasiaan masih dialami banyak orang di berbagai komunitas dan budaya. Mental wellness dapat membantu kita beralih fokus ke pendekatan yang lebih positif dan memberdayakan (bagaimana kita bisa merasa, berpikir, terhubung, dan berfungsi lebih baik), daripada sekadar menghindari atau mengatasi gangguan. Ia menekankan kemampuan kita untuk membangun ketahanan, mengurangi penderitaan, menemukan kedamaian dan kebahagiaan batin, serta mencari makna, tujuan, dan koneksi - kerinduan universal yang dimiliki semua orang.

4.    Gerakan dari Bawah, Dibawa oleh Masyarakat: Orang-orang sangat membutuhkan strategi non-klinis dan non-patologis untuk mengatasi tantangan mental dan emosional sehari-hari seperti stres, kelelahan, kesepian, dan kesedihan. Bukti menunjukkan bahwa meningkatkan mental wellness dapat mengurangi risiko gangguan mental, namun belum cukup perhatian diberikan pada pencegahan gangguan mental dan promosi mental wellness secara global. Konsumen, praktisi, dan bisnis telah memimpin dalam mencari solusi alternatif di luar bidang kedokteran, psikiatri, dan psikologi. Mereka membawa praktik mental wellness alami dan holistik yang telah ada selama berabad-abad ke arus utama, mendorong ilmu pengetahuan ke area baru untuk mempertimbangkan efektivitas praktik kuno dan solusi baru.

5.    Multidimensi, Holistik, dan Personal: Mental wellness mengakui sifat terintegrasi dan holistik dari kesehatan dan kesejahteraan kita. Kondisi pikiran memengaruhi tubuh dan sebaliknya. Terkadang, ketika keadaan berubah, kita perlu mengadopsi praktik atau strategi baru untuk mengatasi stres, meningkatkan ketahanan, dan menghadapi tantangan. Studi ini mengelompokkan strategi utama untuk mental wellness ke dalam empat jalur utama: aktivitas dan kreativitas, pertumbuhan dan nutrisi, istirahat dan peremajaan, serta koneksi dan makna. Masing-masing memiliki dimensi pikiran-tubuh dan internal-eksternal. Secara keseluruhan, mereka mewakili menu pilihan untuk mengejar mental wellness; tidak ada jalan yang ditetapkan, dan orang-orang dapat memilih strategi dan aktivitas yang paling penting atau efektif bagi mereka.

Etnaprana: Contoh Pendekatan Holistik Indonesia

Di Indonesia, konsep mental wellness selaras dengan kearifan lokal, salah satunya melalui Etnaprana. Praktik holistik ini memadukan yoga, meditasi, pengobatan tradisional, hingga tarian untuk keseimbangan fisik, mental, dan spiritual. Ini merupakan salah satu contoh bagaimana Indonesia dapat berperan dalam membawa dunia menuju mental wellness yang optimal.

Dengan memahami esensi mental wellness dan perbedaannya dengan kesehatan mental, kita dapat semakin sadar akan pentingnya mengambil kendali atas kesehatan mental kita sendiri. Mari wujudkan gaya hidup proaktif dan bertanggung jawab untuk melangkah menuju kehidupan yang penuh makna dan ketahanan mental!