Bertrand Russell: Kebahagiaan adalah Tujuan Hidup Manusia

Russel Tahun 1916
Sumber :
  • Wikipedia

Jakarta, WISATA - Bertrand Russell, seorang filsuf, matematikawan, dan penulis Inggris yang lahir pada tahun 1872 dan meninggal pada tahun 1970, percaya bahwa kebahagiaan adalah tujuan hidup manusia yang paling penting.

Perang Troya: Cinta, Pengkhianatan, dan Tragedi yang Mengubah Sejarah!

Dalam bukunya "The Conquest of Happiness" yang diterbitkan pada tahun 1930, Russell membahas berbagai aspek kebahagiaan, termasuk definisi, sumber, dan cara mencapainya.

Russell mendefinisikan kebahagiaan sebagai "keadaan kepuasan dan kenikmatan yang bertahan lama." Dia percaya bahwa kebahagiaan adalah keadaan pikiran yang mencakup ketenangan, kebebasan, dan perasaan memiliki makna dalam kehidupan.

Mengenal Lebih Dekat Hubungan Pemikiran Al-Farabi dengan Etika Aristoteles

Russell percaya bahwa ada tiga sumber utama kebahagiaan:

  • Cinta: Russell percaya bahwa cinta adalah sumber kebahagiaan yang paling penting. Dia mendefinisikan cinta sebagai "perasaan kasih sayang yang mendalam dan kasih sayang yang dirasakan oleh dua orang."
  • Kepuasan: Russell percaya bahwa kepuasan dengan kehidupan kita juga penting untuk kebahagiaan. Dia mendefinisikan kepuasan sebagai "keadaan kepuasan yang berasal dari perasaan bahwa kita telah mencapai tujuan kita."
  • Kegembiraan: Russell percaya bahwa kegembiraan adalah komponen penting dari kebahagiaan. Dia mendefinisikan kegembiraan sebagai "keadaan kesenangan yang singkat dan intens."

Russell percaya bahwa ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kemungkinan mencapai kebahagiaan, termasuk:

  • Hiduplah dengan sederhana: Russell percaya bahwa hidup dengan sederhana dapat mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan.
  • Bersikaplah positif: Russell percaya bahwa bersikap positif dapat membantu kita mengatasi kesulitan dan mencapai tujuan kita.
  • Bantu orang lain: Russell percaya bahwa membantu orang lain dapat meningkatkan kebahagiaan kita sendiri.
Halaman Selanjutnya
img_title
Dari Aristoteles ke Ibnu Sina: Mengapa Filsafat Masih Penting di Zaman Modern?