Kita Tidak Butuh Motivasi, Kita Butuh Filsafat: Kata Jules Evans
- Cuplikan layar
Evans mengajak pembaca dan pendengarnya untuk mengganti pertanyaan “Apa yang membuat saya termotivasi?” menjadi “Apa prinsip hidup yang saya pegang?” Ini adalah pendekatan khas Stoikisme, filsafat kuno yang banyak ia angkat dalam karya-karyanya.
Bagi para filsuf Stoik seperti Epiktetos dan Marcus Aurelius—yang menjadi tokoh utama dalam buku Evans—yang penting bukan bagaimana perasaan seseorang, tetapi bagaimana ia bertindak sesuai nilai meski tanpa dorongan emosional.
Dari Emosi ke Etika: Filsafat Membentuk Karakter
Motivasi sering kali bergantung pada suasana hati. Tapi filsafat, menurut Evans, membantu kita bertindak meski suasana hati sedang buruk. Inilah mengapa ia menyebut bahwa yang dibutuhkan manusia bukan dorongan emosional tambahan, melainkan pemahaman mendalam tentang makna, tanggung jawab, dan kendali diri.
Evans juga menunjukkan bahwa banyak teknik dalam Cognitive Behavioral Therapy (CBT)—yang digunakan untuk mengatasi kecemasan dan depresi—berakar dari ajaran Stoikisme. CBT tidak membuat seseorang lebih termotivasi, tapi lebih rasional dan jernih dalam berpikir. Hasilnya lebih stabil dan tahan lama.
Filosofi untuk Dunia yang Tak Pasti
Di tengah dunia yang makin tidak pasti—dari krisis iklim, resesi ekonomi, hingga tekanan digital—motivasi sering kali tidak cukup. Evans menawarkan filsafat sebagai kompas moral dan mental.