Seneca: Bukan yang Punya Sedikit yang Miskin, Tapi yang Selalu Ingin Lebih
- Image Creator Bing/Handoko
Dunia modern memperburuk kondisi ini. Media sosial, iklan, dan budaya konsumerisme mendorong kita untuk merasa bahwa yang kita miliki selalu kurang. Kita dibentuk untuk terus melihat ke atas—membandingkan diri dengan mereka yang lebih sukses, lebih kaya, lebih glamor. Akibatnya, kita kehilangan kemampuan untuk mensyukuri apa yang ada di tangan.
Filosofi Stoik: Merdeka dari Hasrat Berlebih
Seneca bersama para filsuf Stoik lainnya menekankan pentingnya hidup sesuai dengan kebajikan, bukan sesuai keinginan pasar. Filosofi Stoik mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati datang ketika seseorang mampu mengendalikan dirinya, menerima kenyataan, dan tidak tergantung pada hal-hal eksternal.
Orang Stoik percaya bahwa ketenangan batin lebih berharga daripada kekayaan materi. Mereka melatih diri untuk siap kehilangan apa pun, termasuk harta, demi menjaga kebebasan jiwa. Dalam konteks ini, memiliki sedikit namun merasa cukup adalah bentuk kekayaan tertinggi.
Miskin Hati dalam Dunia yang Kaya
Kita hidup dalam dunia yang menyediakan lebih dari cukup untuk semua orang, tetapi keinginan manusia yang tak terbatas membuat banyak orang merasa miskin. Bukan karena tidak punya apa-apa, tapi karena tak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki.
Berikut beberapa tanda bahwa seseorang miskin secara batin meskipun tampak kaya: