Seneca: Jika Kau Tidak Percaya Sahabatmu Seperti Mempercayai Dirimu Sendiri, Kau Sedang Membuat Kesalahan Besar
- Cuplikan layar
Mengapa Banyak Persahabatan yang Gagal? Kurangnya Kepercayaan
Dalam banyak kasus, persahabatan yang rusak bukan karena pengkhianatan besar, tetapi karena akumulasi kecil dari ketidakpercayaan. Kita mulai menyembunyikan hal-hal tertentu, mulai mempertanyakan niat sahabat kita, hingga pada akhirnya menjauh dengan diam-diam. Dan yang lebih menyedihkan, kadang kita tetap menyebut mereka “sahabat”, padahal yang tersisa hanyalah formalitas.
Kepercayaan bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan. Ia dibangun perlahan, melalui konsistensi dan keterbukaan. Tapi ketika kita mengklaim seseorang sebagai sahabat tanpa benar-benar percaya padanya, maka kita sebenarnya hanya berbohong kepada diri sendiri.
Persahabatan Bukan Ajang Uji Coba
Seneca memperingatkan agar kita tidak sembarangan menyematkan label “sahabat” kepada siapa pun yang baru kita kenal atau yang tampak baik di permukaan. Persahabatan bukan transaksi sosial. Ia adalah ikatan batin. Dan ikatan ini hanya bisa terjalin jika kita mampu membuka diri dan menaruh kepercayaan penuh, seperti kita mempercayai diri sendiri dalam mengambil keputusan penting.
Maka ketika kita ragu untuk jujur kepada seseorang, ketika kita merasa perlu “bermain aman”, mungkin itu tanda bahwa kita belum seharusnya menyebutnya sebagai sahabat.