Seneca: Mengapa Orang yang Selalu Ingin Lebih Justru yang Paling Miskin

Seneca
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA – “It is not the man who has too little, but the man who craves more, that is poor.”
Kata-kata bijak dari Seneca ini menjadi pengingat penting di tengah gaya hidup modern yang semakin konsumtif dan serba ingin lebih. Dalam masyarakat yang mengejar kekayaan, status, dan kesuksesan tanpa henti, filsuf Romawi ini justru menyentil esensi kemiskinan dengan sangat mendalam: kemiskinan bukan soal seberapa sedikit yang kita miliki, tapi seberapa besar keinginan yang tak pernah selesai.

Rahasia Kebahagiaan Abadi Ala Socrates: “Orang Bijak Menemukan Kebahagiaan dalam Kesederhanaan”

Kutipan ini menggugah kesadaran bahwa banyak orang tampak kaya di mata publik—rumah besar, mobil mewah, jabatan tinggi—namun di dalam dirinya terus diliputi rasa kurang, ketakutan kehilangan, dan dorongan ingin lebih. Sebaliknya, ada pula orang yang hidup sederhana namun damai, karena ia tahu apa yang cukup dan bisa menikmatinya.

Keinginan yang Tak Pernah Terpenuhi

40 Kutipan Mencengangkan Socrates yang Mengungkap Kunci Kebahagiaan Sejati dan Hidup Bijak

Keinginan merupakan bagian alami dari manusia. Namun masalah muncul ketika keinginan itu berubah menjadi kerakusan yang tidak pernah mengenal titik cukup. Orang seperti ini akan merasa miskin meskipun harta menumpuk. Mengapa? Karena dalam pikirannya, selalu ada yang kurang.

Ketika satu tujuan tercapai, muncul tujuan baru. Ketika satu barang dimiliki, muncul keinginan akan yang lebih mahal. Ketika sudah mendapat validasi, ingin lebih banyak pengakuan lagi. Inilah lingkaran kemiskinan batin yang tidak tampak secara materi.

Mengejutkan! Inilah Rahasia Kebahagiaan Menurut Socrates yang Terbukti Sepanjang Zaman

Perbedaan Antara "Kurang" dan "Serakah"

Seneca membedakan dua hal yang sering disalahartikan:

Halaman Selanjutnya
img_title