Seneca: Harta Adalah Hamba bagi Orang Bijak, Tapi Tuan bagi Si Bodoh
- Cuplikan layar
Ketika Harta Menjadi Tuan
Orang yang diperbudak oleh harta akan selalu merasa kurang. Meskipun sudah memiliki banyak, ia tetap merasa tidak puas. Ia takut kehilangan, mencurigai orang-orang di sekitarnya, dan terus-menerus cemas. Ia menjadi budak dari hartanya sendiri—takut jatuh miskin, takut kalah dari orang lain, dan selalu hidup dalam perlombaan tak berujung.
Seneca menegaskan bahwa ini bukan kehidupan yang bebas. Justru, ini adalah penjara batin. Harta bukan lagi benda mati, melainkan entitas yang memegang kendali atas kehendak, emosi, bahkan integritas seseorang.
Orang Bijak dan Sikap terhadap Kekayaan
Dalam filsafat Stoik, kebahagiaan sejati datang dari hal-hal yang tidak dapat diambil oleh orang lain: kebajikan, ketenangan batin, dan keselarasan dengan alam. Kekayaan, status sosial, dan kesenangan fisik adalah hal eksternal—yang sifatnya sementara dan tidak menjamin kebahagiaan.
Orang bijak memahami bahwa harta bisa datang dan pergi. Maka ia tidak menggantungkan harga dirinya pada jumlah kekayaan yang ia miliki. Ia bersyukur saat memiliki, dan tetap tenang saat kehilangan. Inilah esensi dari kebebasan sejati.