Filosofi Hidup Pablo Picasso: “Semua Anak adalah Seniman”
- pablo-ruiz-picasso.net
Pablo Picasso percaya bahwa kreativitas adalah bawaan sejak lahir. Tantangan sesungguhnya adalah bagaimana kita mempertahankannya saat dewasa.
Malang, WISATA — “Semua anak adalah seniman. Masalahnya adalah bagaimana tetap menjadi seniman setelah tumbuh dewasa.” Kalimat ini bukan hanya kutipan biasa dari Pablo Picasso, tetapi sebuah filosofi hidup yang mendalam dan relevan bagi siapa pun—baik seniman, pendidik, maupun orang tua.
Sebagai pelukis yang tidak pernah berhenti bereksperimen, Picasso melihat seni bukan sebagai keterampilan teknis, tetapi sebagai cara berpikir, merasakan, dan mengekspresikan diri. Bagi Picasso, setiap anak terlahir dengan kemampuan alami untuk mencipta. Namun, seiring bertambahnya usia, masyarakat, sistem pendidikan, dan tekanan sosial perlahan-lahan “menghapus” kebebasan ekspresi tersebut.
Artikel ini akan membedah filosofi unik Picasso tentang kreativitas, anak-anak, dan pentingnya mempertahankan jiwa seni dalam hidup orang dewasa.
Bagi Picasso, seni bukanlah hak istimewa bagi segelintir orang berbakat. Ia percaya bahwa kreativitas adalah naluri manusia yang universal, sama seperti rasa ingin tahu atau kebutuhan akan kasih sayang. Itulah sebabnya anak-anak bisa mencoret-coret, menyusun balok, atau bernyanyi tanpa ragu.
Dalam dunia anak-anak, tidak ada konsep “salah” dalam seni. Semua bentuk dan warna sah. Semua ide diterima. Tapi ketika anak-anak masuk ke dunia orang dewasa, mereka mulai diberi tahu mana yang “baik” dan “benar” menurut standar eksternal. Di sinilah seni mulai kehilangan jiwanya.