“Kaya Itu Bukan Punya Banyak, Tapi Butuh Sedikit” – Epictetus
- Image Creator/Handoko
Kita hidup dalam masyarakat yang mendefinisikan kesuksesan berdasarkan angka: jumlah pengikut, gaji bulanan, ukuran rumah. Tapi filsafat Stoik mengajak kita untuk berpikir sebaliknya: berapa banyak yang kita butuhkan agar merasa cukup? Jika kita selalu ingin lebih, kapan kita akan berhenti?
Epictetus memberikan jawaban sederhana: ketika kita mampu membatasi keinginan, kita telah mencapai kekayaan sejati. Karena orang yang terus merasa kurang, meski memiliki segalanya, tetap saja merasa miskin.
Pelajaran Stoikisme dalam Menyikapi Kekayaan
Ajaran Epictetus menggarisbawahi pentingnya membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Menurutnya, banyak penderitaan manusia bukan berasal dari kekurangan, tetapi dari ambisi yang tidak terkendali.
Dalam konteks ini, Stoikisme mengajarkan:
1. Bersyukur atas apa yang sudah dimiliki.
2. Menerima kenyataan hidup tanpa keluhan.