Cara Stoik Menghadapi Masalah Hidup ala Seneca
- Image Creator/Handoko
Ia berkata, “Difficulties strengthen the mind, as labor does the body.” Masalah adalah latihan bagi jiwa, sama seperti latihan fisik memperkuat tubuh. Dengan pandangan ini, penderitaan bukan lagi musuh, tetapi sekutu dalam pembentukan karakter.
Menghindari Ekspektasi yang Tak Realistis
Salah satu penyebab utama penderitaan menurut Seneca adalah ekspektasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Kita berharap hidup akan berjalan mulus, orang lain akan selalu baik, dan dunia akan adil. Namun kenyataan tidak selalu seperti itu.
Seneca menyatakan, “The greatest obstacle to living is expectancy, which depends upon the morrow and wastes today.” Hidup dalam bayangan masa depan yang sempurna justru membuat kita kehilangan kebijaksanaan dalam menghadapi kenyataan saat ini. Stoikisme mengajarkan kita untuk menerima dunia sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita harapkan.
Kesimpulan: Hadapi Hidup dengan Keteguhan Batin
Dalam dunia yang terus berubah, ajaran Seneca menawarkan stabilitas yang langka. Ia tidak menjanjikan hidup tanpa masalah, namun mengajarkan cara menghadapi masalah dengan berani, bijak, dan tenang. Dengan mempraktikkan Stoikisme, kita bisa menjadi individu yang tidak mudah goyah meski dihantam badai kehidupan.
Seperti kata Seneca, “You learn to know a pilot in a storm.” Kita hanya benar-benar mengenal siapa diri kita saat berada dalam kesulitan. Dan melalui masalah-masalah itulah, kita menempa diri menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.