Perasaan Tak Bisa Dikontrol, Tapi Respons Bisa – Rahasia Sukses Ryan Holiday

Ryan Holiday
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Jakarta, WISATA– Dalam dunia yang semakin kompleks, tidak jarang kita terjebak dalam badai emosi yang memengaruhi keputusan, relasi, bahkan arah hidup. Ryan Holiday, penulis kenamaan yang memopulerkan filosofi Stoik modern, menekankan bahwa perasaan adalah sesuatu yang muncul secara alami, tetapi respons adalah pilihan sadar. Kutipan terkenalnya, “Perasaan tak bisa dikontrol, tapi respons bisa,” menjadi prinsip penting dalam menghadapi tekanan hidup dan tantangan karier.

Seneca: Kebahagiaan Sejati Adalah Menikmati Saat Ini

Melalui karyanya seperti The Daily Stoic, Stillness Is the Key, dan Ego Is the Enemy, Holiday menunjukkan bahwa kendali terhadap diri sendiri bukan dimulai dari penyangkalan emosi, melainkan dari bagaimana seseorang menyikapi emosi tersebut.

Emosi Datang dan Pergi, Tapi Kendali Ada di Tangan Kita

Zeno dari Citium: “Semua Hal Besar Dimulai dari Pengendalian atas Diri Sendiri”

Ryan Holiday tidak mengajak pembacanya untuk menjadi robot tanpa emosi. Ia justru menyadari bahwa emosi adalah bagian alami dari manusia. Namun, dia menegaskan bahwa membiarkan emosi mengendalikan tindakan adalah awal dari kehancuran.

Menurut Holiday, ketika marah, takut, cemas, atau iri muncul, manusia memiliki dua pilihan: bereaksi secara impulsif, atau mengambil jeda dan merespons secara bijak. Di sinilah letak kekuatan sesungguhnya.

Zeno dari Citium: “Keutamaan Bukan tentang Menjadi Sempurna, Tapi tentang Menjadi Lebih Baik dari Kemarin”

“Kamu tidak bisa memilih apa yang kamu rasakan, tapi kamu bisa memilih apa yang kamu lakukan dengan perasaan itu,” ujarnya dalam salah satu sesi podcast-nya.

Stoikisme: Jalan Menuju Kekuatan Batin

Dalam Stoikisme, ajaran yang menjadi dasar pemikiran Holiday, terdapat prinsip bahwa kita tidak bisa mengontrol dunia luar, tapi kita bisa mengontrol diri sendiri. Perasaan adalah bagian dari dunia dalam, namun sikap kita terhadap perasaan itu adalah pilihan rasional.

Holiday mengutip tokoh-tokoh Stoik seperti Marcus Aurelius dan Epictetus, yang percaya bahwa mengendalikan respons adalah bentuk kekuatan tertinggi. Seorang pemimpin, pebisnis, atau pribadi yang hebat bukanlah mereka yang tak pernah merasakan takut, marah, atau kecewa—melainkan mereka yang tetap bijak di tengah emosi itu.

Respons Bijak = Hasil Lebih Baik

Holiday percaya bahwa sukses dalam hidup, baik dalam bisnis, relasi, maupun pertumbuhan pribadi, sangat ditentukan oleh kemampuan mengelola respons. Dalam dunia kerja yang penuh tekanan dan kompetisi, respons emosional yang salah bisa menghancurkan reputasi, peluang, dan kepercayaan orang lain.

Sebaliknya, mereka yang mampu merespons dengan tenang dan penuh pertimbangan biasanya mampu membuat keputusan yang lebih strategis dan tahan uji waktu.

Contohnya, ketika menerima kritik pedas atau menghadapi kegagalan, reaksi spontan bisa berupa kemarahan atau penolakan. Namun, orang yang berlatih mengendalikan respons akan memilih untuk mendengarkan, belajar, dan berkembang dari situasi itu.

Latihan Mengendalikan Respons

Ryan Holiday tidak hanya memberikan teori, tetapi juga menyarankan latihan praktis agar seseorang mampu mengelola respons terhadap perasaan:

  • Jeda sejenak sebelum bertindak. Bernafas dalam-dalam sebelum merespons komentar, pesan, atau situasi menekan.
  • Menulis jurnal setiap hari. Ini membantu mengenali pola emosi dan memperkuat kesadaran diri.
  • Melatih empati. Memahami bahwa orang lain pun sedang bergulat dengan perasaan mereka.
  • Mengurangi ekspos terhadap hal-hal yang memicu emosi negatif. Misalnya, berhenti mengikuti akun media sosial yang memancing kemarahan atau kecemasan.

Kesimpulan: Pilih untuk Bertindak, Bukan Bereaksi

Ryan Holiday mengajarkan bahwa kehidupan yang matang tidak dibangun dari ketidakhadiran emosi, tetapi dari kesadaran untuk tidak dikendalikan oleh emosi. Dalam dunia yang penuh distraksi dan tekanan, “Perasaan tak bisa dikontrol, tapi respons bisa” menjadi kunci untuk tetap waras, produktif, dan berkembang.

Mereka yang mampu mengelola respons adalah mereka yang menang dalam jangka panjang—karena kekuatan sejati bukanlah tentang siapa yang paling keras, tetapi siapa yang paling tenang.