Seneca: Kamu bertanya, apa batas yang tepat untuk kekayaan seseorang? Pertama, memiliki yang esensial. Kedua, …
- Image Creator/Handoko
Esensial: Apa yang Sungguh Kita Butuhkan
Seneca memulai jawabannya dengan kata “esensial”. Artinya, kekayaan pertama-tama harus memenuhi kebutuhan dasar manusia. Jika kita memiliki makanan yang cukup untuk tidak lapar, pakaian untuk melindungi diri, rumah untuk berlindung, dan kesehatan yang layak—maka kita sudah bisa disebut “kaya” dalam ukuran Stoik.
Namun, banyak orang justru hidup dalam kecemasan karena merasa "belum cukup", meski kebutuhan dasar mereka sudah terpenuhi. Ketidakpuasan ini timbul karena kita mengabaikan prinsip kedua yang disebut Seneca: cukup.
Cukup: Batasan yang Kita Tentukan Sendiri
Konsep “cukup” sangat subjektif. Apa yang cukup bagi satu orang bisa terasa kurang bagi orang lain. Di sinilah pentingnya kesadaran dan refleksi diri. Stoikisme mengajarkan bahwa kepuasan bukan berasal dari menumpuk lebih banyak, tetapi dari kemampuan untuk merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki.
Pepatah bijak menyebut, “Orang kaya bukanlah dia yang memiliki paling banyak, melainkan yang paling sedikit butuh.” Inilah inti pemikiran Seneca. Kekayaan sejati adalah kondisi mental—ketenangan batin yang hadir ketika seseorang tidak terus-menerus digoda oleh keinginan yang tak terbatas.
Kehidupan Konsumtif dan Akibatnya