Nelson Mandela: “Resentment Is Like Drinking Poison and Then Hoping It Will Kill Your Enemies”

Nelson Mandela
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA - Nelson Mandela, sosok pejuang kemerdekaan Afrika Selatan yang terkenal di dunia, tidak hanya meninggalkan jejak perjuangan fisik, tetapi juga pelajaran hidup yang sangat dalam melalui kata-katanya. Salah satu kutipan yang paling mengena adalah, “Resentment is like drinking poison and then hoping it will kill your enemies.” Dalam bahasa Indonesia, ungkapan ini berarti, “Dendam itu seperti meminum racun lalu berharap racun itu membunuh musuhmu.”

Chrysippus: “Kebajikan adalah Satu-Satunya Kebaikan Sejati; Kejar Kebajikan, Maka Kebahagiaan Akan Mengikutimu”

Makna dari Kutipan Mandela Tentang Dendam

Kutipan ini mengajak kita untuk memahami betapa berbahayanya menyimpan perasaan dendam dalam hati. Dendam bukanlah sesuatu yang merugikan orang lain, melainkan diri sendiri. Ketika kita menyimpan dendam, kita sebenarnya sedang “menyakiti” diri kita sendiri, sama halnya seperti minum racun yang perlahan akan merusak tubuh dan pikiran.

Chrysippus: "Kebijaksanaan Datang dari Pengalaman; Belajar dari Setiap Kegagalan dan Keberhasilan"

Nelson Mandela yang pernah mengalami ketidakadilan dan penderitaan selama masa penahanan puluhan tahun, mengajarkan kita bahwa membalas dengan dendam tidak akan membawa kedamaian. Sebaliknya, dendam hanya memperpanjang luka dan kebencian, membuat kita terperangkap dalam lingkaran negatif yang tidak berujung.

Mengapa Dendam Merugikan Diri Sendiri?

Chrysippus: Setiap Kesulitan adalah Ujian untuk Ketangguhan Pikiran; Hadapi dengan Kepala Dingin serta Hati yang Tabah

Dendam memicu stres, amarah, dan rasa sakit batin yang berkepanjangan. Emosi negatif ini dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental. Banyak penelitian psikologi membuktikan bahwa orang yang memelihara dendam cenderung mengalami masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan depresi.

Dendam juga menghambat kemampuan kita untuk berpikir jernih dan mengambil keputusan yang bijak. Ketika hati dan pikiran dipenuhi rasa benci, kita menjadi sulit melihat situasi secara objektif dan menerima kenyataan.

Halaman Selanjutnya
img_title