Epictetus: “Tuhan Telah Mempercayakan Diriku kepada Diriku Sendiri”

Epictetus Filsuf Stoik
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

“God has entrusted me with myself.”
Epictetus

Seneca: Keberuntungan adalah Perpaduan Persiapan dan Kesempatan

Jakarta, WISATA - Dalam kehidupan yang penuh ketidakpastian dan godaan untuk menyalahkan keadaan, kutipan Epictetus ini menjadi pengingat mendalam tentang tanggung jawab personal. Bagi filsuf Stoik, hidup bukan sekadar tentang menavigasi dunia luar, melainkan bagaimana kita mengelola dunia dalam—pikiran, emosi, dan tindakan kita sendiri. Ungkapan “Tuhan telah mempercayakan diriku kepada diriku sendiri” adalah deklarasi kemandirian spiritual dan moral yang sangat kuat.

Tanggung Jawab Diri: Hadiah Sekaligus Tugas

Seneca: Menemukan Penghiburan dalam Pahitnya Keadaan Hidup

Epictetus mengajarkan bahwa manusia diberikan kebebasan batin yang tak dapat diganggu oleh kekuatan luar. Meskipun tubuh kita bisa disakiti dan harta kita dirampas, jiwa dan pilihan moral kita tetap milik kita sepenuhnya. Inilah yang membuat manusia mulia: kemampuannya untuk menentukan reaksi dan sikap terhadap apa pun yang terjadi.

Ketika Epictetus berkata bahwa Tuhan mempercayakan dirinya kepada dirinya sendiri, ia menekankan bahwa tidak ada yang lebih penting daripada menjaga integritas batin dan keselarasan jiwa. Kita diberi kepercayaan untuk menjadi penjaga diri kita sendiri, bukan untuk diabaikan, melainkan untuk dirawat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Seneca: Seperti Permata yang Tak Bisa Dipoles Tanpa Gesekan, Manusia Tak Akan Sempurna Tanpa Ujian

Hidup Bukan Tentang Kontrol, Melainkan Pilihan

Dalam filosofi Stoik, tidak semua hal bisa kita kendalikan—cuaca, pendapat orang, kesehatan, bahkan hidup dan mati. Tapi satu hal yang pasti bisa kita kendalikan adalah sikap kita. Maka, tugas manusia bukan untuk menguasai dunia, tetapi untuk menguasai dirinya sendiri.

Halaman Selanjutnya
img_title