Epictetus: “Bukan Kematian atau Rasa Sakit yang Harus Ditakuti, Tetapi Rasa Takut Itu Sendiri”
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA - Filsuf Stoik ternama, Epictetus, kembali mengajak kita untuk merenungkan salah satu persoalan paling mendasar dalam kehidupan manusia: ketakutan. Dalam kutipannya yang tajam namun penuh makna ini, Epictetus menekankan bahwa bukanlah kematian atau rasa sakit yang harus membuat kita gentar, melainkan rasa takut terhadap kematian dan rasa sakit itu sendiri.
Apa sebenarnya makna dari pernyataan ini? Mengapa rasa takut lebih membahayakan daripada kenyataan itu sendiri?
Takut: Musuh dalam Pikiran
Manusia sering kali hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Takut gagal, takut kehilangan, takut sakit, takut tua, bahkan takut mati. Namun Epictetus dengan jernih mengajak kita untuk melihat bahwa rasa takut hanyalah konstruksi pikiran. Ia belum tentu mencerminkan kenyataan.
Kematian dan rasa sakit adalah bagian alami dari kehidupan. Keduanya tak dapat kita hindari. Tetapi ketakutan terhadapnya sering kali melumpuhkan kita, mengganggu kualitas hidup, dan membuat kita hidup dalam kecemasan yang berkepanjangan.
Realitas vs Imajinasi
Rasa sakit, sebagaimana kematian, memang bisa terasa menyakitkan. Namun, dalam banyak kasus, yang kita takuti bukanlah realitas itu sendiri, melainkan bayangan yang kita ciptakan di dalam pikiran kita.