Marcus Aurelius: Ubah Pahit Jadi Berkah, Kunci Menjalani Hidup dengan Bijak

Marcus Aurelius
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATAMarcus Aurelius, Kaisar Romawi sekaligus filsuf Stoik ternama, meninggalkan pesan mendalam yang relevan hingga saat ini. Dalam salah satu ajarannya, ia menegaskan, “Here is the rule to remember in the future, When anything tempts you to be bitter: not, ‘This is a misfortune’ but ‘To bear this worthily is good fortune.’” Jika diterjemahkan, artinya: "Inilah aturan yang harus diingat di masa depan, saat sesuatu menggoda Anda untuk merasa pahit: bukan ‘Ini adalah kemalangan’, melainkan ‘Menanggung ini dengan layak adalah keberuntungan’."

Socrates Bongkar Rahasia Kebahagiaan Sejati: Bukan Soal Harta, Tapi Soal Siapa Dirimu Sebenarnya!

Pesan ini mengajak kita untuk mengubah cara pandang terhadap kesulitan hidup. Daripada merasa sengsara dan kecewa, Marcus mengajarkan agar kita melihat ujian hidup sebagai peluang untuk menunjukkan kekuatan dan martabat diri. Artikel ini akan mengupas makna kutipan tersebut dan bagaimana kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Memaknai "Bukan Kemalangan, Melainkan Keberuntungan"

Keheningan, Ketahanan, dan Kebijaksanaan: Trias Stoik Jules Evans

Sering kali, saat menghadapi masalah atau kegagalan, kita merasa hidup begitu tidak adil. Kesedihan dan kepahitan muncul, membuat kita sulit bangkit. Namun Marcus Aurelius mengajak kita untuk mengubah paradigma tersebut.

Dalam pandangan Stoik, kemalangan bukanlah akhir segalanya. Justru kemampuan kita untuk "menanggung dengan layak" atau menerima dan menghadapi kesulitan dengan kepala tegak dan hati yang tegar merupakan keberuntungan yang sesungguhnya. Sikap ini melatih kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.

Mengasihi Diri Sendiri: Pelajaran Stoikisme di Dunia yang Keras

Sikap Stoik dalam Menghadapi Kesulitan

Filosofi Stoik mengajarkan pentingnya mengendalikan emosi dan menerima hal-hal yang berada di luar kendali kita. Kesulitan hidup adalah hal yang wajar dan tidak bisa dihindari. Namun, bagaimana cara kita meresponsnya adalah kunci utama.

Dengan mengadopsi sikap “menanggung dengan layak,” kita tidak terjebak dalam perasaan pahit atau dendam. Sebaliknya, kita berusaha mengambil hikmah dan pembelajaran dari setiap ujian. Ini adalah bentuk kekuatan mental dan spiritual yang luar biasa.

Relevansi Kutipan dalam Kehidupan Modern

Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan seperti sekarang, tidak sedikit orang yang mudah merasa stres, kecewa, atau putus asa ketika menghadapi masalah. Kutipan Marcus Aurelius ini menjadi pengingat penting untuk tetap tenang dan bijak.

Misalnya dalam dunia kerja, kegagalan proyek atau kritik yang pedas bisa membuat seseorang merasa pahit dan kehilangan motivasi. Namun, jika kita mengingat filosofi ini, kegagalan tersebut dapat menjadi kesempatan untuk belajar, berkembang, dan menunjukkan ketangguhan.

Cara Menerapkan Prinsip Marcus Aurelius

Berikut adalah beberapa langkah sederhana untuk menerapkan prinsip “menanggung dengan layak adalah keberuntungan” dalam kehidupan sehari-hari:

1.     Ubah Sudut Pandang
Saat mengalami kesulitan, cobalah untuk melihatnya sebagai ujian yang membentuk karakter dan bukan sekadar bencana.

2.     Berlatih Kesabaran dan Keteguhan Hati
Latih diri untuk tetap sabar dan tenang dalam menghadapi masalah, sehingga kita bisa mengambil keputusan yang bijaksana.

3.     Fokus pada Hal yang Bisa Dikendalikan
Alihkan energi pada hal-hal yang masih dalam kendali kita, bukan pada hal-hal yang sudah terjadi dan tidak bisa diubah.

4.     Ambil Hikmah dan Pelajaran
Setiap kegagalan atau kesulitan mengandung pelajaran berharga yang dapat membuat kita lebih kuat dan siap menghadapi masa depan.

Kisah Inspiratif dari Tokoh Dunia

Banyak tokoh dunia yang menerapkan filosofi serupa dan berhasil bangkit dari keterpurukan. Misalnya, Nelson Mandela yang tahan menghadapi penjara selama puluhan tahun, dan tetap memaafkan serta membangun negaranya dengan penuh harapan. Sikap “menanggung dengan layak” membantunya mempertahankan semangat dan menjadikannya simbol perjuangan dan kedamaian dunia.

Kesimpulan: Jadikan Kesulitan sebagai Peluang

Pesan Marcus Aurelius mengajak kita untuk melihat kesulitan bukan sebagai beban yang membuat hidup pahit, melainkan sebagai peluang untuk menunjukkan kekuatan, keteguhan, dan kebijaksanaan. Dengan mengubah cara pandang tersebut, hidup akan terasa lebih bermakna dan penuh harapan.