Massimo Pigliucci: Kebahagiaan Sejati Tidak Berasal dari Eksternal, Tapi dari Cara Kita Menjalani Hidup dengan Kebajikan
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA – Di tengah dunia modern yang penuh tekanan dan tuntutan gaya hidup, banyak orang mengejar kebahagiaan melalui harta, status sosial, atau pengakuan dari orang lain. Namun, Massimo Pigliucci, seorang filsuf modern dan tokoh Stoikisme terkemuka, justru mengajak kita melihat kebahagiaan dari sudut pandang yang berbeda.
Menurutnya, "Kebahagiaan sejati tidak berasal dari hal eksternal, tapi dari cara kita menjalani hidup dengan kebajikan."
Pernyataan ini bukan sekadar nasihat moral, tetapi inti dari ajaran Stoikisme, sebuah filosofi kuno yang kini kembali relevan untuk membantu manusia menjalani hidup yang bermakna di era serba cepat.
Bukan dari Apa yang Kita Miliki, Tapi Siapa Kita
Dalam bukunya How to Be a Stoic, Pigliucci menjelaskan bahwa terlalu banyak orang menggantungkan rasa bahagia pada hal-hal yang tidak mereka kendalikan: kekayaan, jabatan, popularitas, hingga validasi orang lain. Padahal, semua itu bersifat sementara dan rapuh.
Sebaliknya, Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan berasal dari dalam, dari sikap batin kita terhadap dunia, dan dari cara kita hidup sesuai dengan kebajikan seperti:
- Kejujuran
- Keadilan
- Kebijaksanaan
- Keberanian
Ketika kita hidup selaras dengan nilai-nilai tersebut, kita membangun fondasi kebahagiaan yang tidak mudah tergoyahkan, bahkan oleh situasi terburuk sekalipun.
Mengapa Hal Eksternal Tidak Cukup?
Coba bayangkan: seseorang bisa memiliki rumah mewah, kendaraan mahal, dan popularitas di media sosial — tetapi tetap merasa hampa, cemas, bahkan depresi. Ini bukan fenomena baru. Banyak selebritas atau tokoh kaya yang secara terbuka menyatakan bahwa harta dan ketenaran tidak serta-merta membawa kebahagiaan sejati.
Pigliucci dan para Stoik menekankan bahwa jika kita mengandalkan kebahagiaan dari hal-hal eksternal, maka kita menempatkan nasib emosional kita di luar kendali sendiri. Saat hal-hal itu hilang, maka hilang pula kebahagiaan kita.
Hidup dengan Kebajikan: Jalan Menuju Ketenteraman Batin
Apa yang dimaksud "menjalani hidup dengan kebajikan"?
Bagi Stoik, itu artinya mengambil keputusan yang benar, meskipun sulit.
Itu juga berarti bersikap adil, meskipun tidak ada yang melihat, dan tetap tenang dalam menghadapi situasi yang tak bisa diubah.
Pigliucci percaya bahwa menjadi manusia yang baik lebih penting daripada sekadar menjadi manusia yang sukses. Dan menariknya, orang yang hidup dengan kebajikan sering kali juga merasakan kedamaian, harga diri, dan makna hidup yang mendalam — sesuatu yang tidak bisa dibeli.
Latihan Praktis Stoik untuk Bahagia dari Dalam
Berikut beberapa latihan sederhana yang direkomendasikan oleh Pigliucci agar kita bisa hidup lebih bahagia secara batiniah:
1. Jurnal Refleksi Harian
Tulis setiap malam: Apakah saya sudah hidup dengan kejujuran dan kebijaksanaan hari ini?
2. Latihan Ketidaklekatan
Bayangkan kehilangan sesuatu yang kamu sayangi (bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menghargainya lebih dalam).
3. Fokus pada Proses, Bukan Hasil
Lakukan yang terbaik pada setiap tugas, tanpa terobsesi pada hasil akhir.
Relevansi Kutipan Ini di Dunia Modern
Kita hidup di era yang terus membandingkan: siapa yang lebih sukses, lebih kaya, lebih populer. Dalam tekanan ini, mudah sekali kehilangan arah dan merasa tidak cukup.
Massimo Pigliucci mengingatkan bahwa standar kebahagiaan kita tidak boleh ditentukan oleh dunia luar. Kita bisa memilih untuk menjalani hidup berdasarkan nilai-nilai yang kita yakini, bukan berdasarkan tekanan sosial yang tak berujung.
Kesimpulan: Bahagia Karena Menjadi Baik, Bukan Karena Terlihat Baik
Kutipan Pigliucci, "Kebahagiaan sejati tidak berasal dari hal eksternal, tapi dari cara kita menjalani hidup dengan kebajikan", mengajak kita untuk memikirkan ulang definisi kebahagiaan.
Apakah kita bahagia karena memiliki sesuatu, atau karena kita menjadi seseorang yang bermakna?
Dengan mengalihkan fokus dari “memiliki” ke “menjadi”, kita bisa membangun hidup yang tidak hanya membahagiakan, tetapi juga memberi pengaruh positif pada orang lain.