Epictetus: Gunakan Sebaik Mungkin Apa yang Ada di Kendalimu, Sisanya Terimalah Apa Adanya
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA – Dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, sering kali kita terjebak dalam kecemasan atas hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Epictetus, seorang filsuf Stoik asal Yunani, menyampaikan pesan yang sangat relevan untuk kita semua, terutama di zaman modern ini:
“Make the best use of what is in your power, and take the rest as it happens.”
(Gunakan sebaik mungkin apa yang ada di kendalimu, dan terimalah sisanya sebagaimana adanya.)
Pesan ini bukan sekadar motivasi, melainkan prinsip hidup yang bisa membawa ketenangan, kejelasan, dan kekuatan mental dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan.
Makna Filosofis di Balik Kata-Kata Epictetus
Epictetus menekankan perbedaan antara dua hal: apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak bisa kita kendalikan. Dalam kategori yang bisa kita kendalikan, termasuk pikiran, sikap, niat, dan tindakan kita. Sedangkan yang berada di luar kendali kita meliputi cuaca, opini orang lain, hasil akhir suatu peristiwa, dan bahkan kondisi ekonomi global.
Alih-alih membuang waktu dan energi untuk memikirkan hal-hal di luar kendali, Epictetus mengajak kita untuk fokus pada kekuatan internal kita sendiri.
Mengapa Penting Fokus pada Hal yang Bisa Dikendalikan?
1. Menghindari Stres Berlebihan
Ketika kita berfokus pada hal-hal di luar kendali—seperti komentar orang lain, atau ketakutan akan masa depan—kita akan mudah cemas dan frustrasi. Dengan berfokus pada tindakan kita sendiri, kita mengambil kendali atas keadaan emosional kita.
2. Meningkatkan Efektivitas Diri
Fokus pada upaya yang bisa kita lakukan saat ini membuat kita lebih produktif dan efisien. Ini berlaku dalam dunia kerja, relasi sosial, maupun kehidupan pribadi.
3. Melatih Sikap Ikhlas dan Tangguh
Dengan menerima hasil apa adanya, setelah melakukan usaha terbaik, kita belajar tentang keikhlasan. Ini bukan pasrah, tapi sikap dewasa dalam menerima realitas hidup.
Penerapan Prinsip Epictetus dalam Kehidupan Sehari-Hari
- Dalam Dunia Kerja: Kita tidak bisa mengendalikan apakah atasan akan menyukai presentasi kita, tapi kita bisa mempersiapkannya sebaik mungkin. Fokus pada persiapan, bukan hasil.
- Dalam Hubungan Sosial: Kita tidak bisa mengontrol perasaan orang lain terhadap kita, tapi kita bisa bersikap jujur, tulus, dan sopan. Biarkan tanggapan orang menjadi urusan mereka.
- Dalam Pendidikan dan Pembelajaran: Kita tak bisa menjamin nilai ujian akan sempurna, tetapi kita bisa belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh.
Mengambil Pelajaran dari Stoisisme di Era Modern
Ajaran Stoik dari Epictetus sangat relevan di masa kini, ketika media sosial, tuntutan kerja, dan tekanan sosial dapat membuat kita lupa tentang batas kendali kita sendiri. Budaya "selalu sibuk" dan "selalu membandingkan diri" membuat kita lelah secara emosional.
Namun jika kita mengikuti nasihat Epictetus, kita diajak untuk menyederhanakan hidup: lakukan yang bisa kita lakukan dengan baik, lalu biarkan sisanya berjalan sebagaimana mestinya.
Kesimpulan: Jalan Menuju Hidup yang Damai
Kutipan bijak dari Epictetus bukan hanya teori filsafat, melainkan panduan praktis menuju hidup yang lebih damai dan terkendali. Dengan menggunakan semaksimal mungkin apa yang bisa kita kendalikan—yaitu pikiran, sikap, dan tindakan kita—dan menerima dengan lapang dada segala hal di luar kendali kita, hidup akan terasa lebih ringan.
Dalam dunia yang terus berubah dan tak bisa ditebak, prinsip ini adalah jangkar yang bisa menjaga kita tetap stabil, tenang, dan kuat menghadapi apa pun yang terjadi.