Balas Dendam Terbaik Adalah Tidak Menjadi Seperti Musuhmu – Pesan Bijak Marcus Aurelius untuk Dunia yang Penuh Konflik
- Image Creator Bing/Handoko
Di era media sosial saat ini, kita kerap melihat pertengkaran publik yang dipicu komentar pedas, fitnah, hingga perundungan. Banyak yang terpancing untuk membalas dengan cara yang sama. Namun, Marcus Aurelius mengajak kita untuk berhenti sejenak dan bertanya: apakah membalas dengan kebencian akan membuat kita lebih baik, atau justru menyeret kita turun ke tingkat yang sama?
Dalam relasi pribadi pun demikian. Ketika disakiti pasangan, teman, atau rekan kerja, kita sering kali tergoda untuk membalas agar mereka “merasakan” apa yang kita alami. Tetapi pada akhirnya, balas dendam jarang membawa kedamaian. Yang tersisa justru luka baru, pada diri kita sendiri dan orang lain.
Keteguhan Moral: Fondasi Karakter Sejati
Bagi Marcus, nilai seorang manusia bukan ditentukan oleh seberapa keras ia membalas, tetapi seberapa kuat ia tetap menjadi dirinya sendiri dalam menghadapi tekanan. Ia mengajarkan bahwa hanya dengan tetap berpegang pada prinsip, kita bisa menjadi benar-benar bebas dan tak tergoyahkan oleh keburukan dunia.
“Ketika kita membalas kejahatan dengan kejahatan, kita kehilangan kendali atas siapa kita. Tapi ketika kita bertahan dengan kebaikan, kita membuktikan bahwa kejahatan tidak bisa menyentuh inti diri kita,” tulis Marcus dalam renungannya.
Ini adalah kekuatan dari filsafat Stoikisme: membangun ketangguhan batin dan menjadikan hidup sebagai cermin nilai, bukan reaksi terhadap dunia luar.
Efektivitas Balas Dendam yang Bijak