Kita Lebih Mencintai Diri Sendiri, Tapi Lebih Peduli pada Pendapat Orang Lain – Refleksi Marcus Aurelius

Marcus Aurelius Kaisar Romawi dan Tokoh Stoikisme
Sumber :
  • thoughtco.com

Ketika Harga Diri Bergantung pada “Likes”

Epictetus: Keadaan Tidak Membentuk Manusia, Tetapi Mengungkapkan Jati Dirinya

Fenomena ini terlihat nyata dalam kehidupan modern. Kita menilai keberhasilan dari jumlah pengikut, menyimpulkan nilai diri dari komentar netizen, dan merasa gagal jika tak mendapat validasi dari lingkungan sekitar. Padahal, seperti yang dikatakan Marcus, bukankah itu bertentangan dengan logika?

Bagaimana bisa kita mencintai diri sendiri, namun justru membiarkan pendapat orang lain—yang mungkin tak mengenal kita secara mendalam—mengendalikan cara kita merasa dan berpikir?

Marcus Aurelius: Kematian adalah Bagian dari Kehidupan

Stoikisme: Kembali pada Kemandirian Batin

Filsafat Stoik menawarkan pendekatan yang membebaskan: nilai diri berasal dari kebajikan, bukan penilaian eksternal. Dalam Meditations, Marcus Aurelius berulang kali menekankan pentingnya menjaga otonomi batin:
“Jika kamu merasa baik secara moral atas tindakanmu, maka pendapat orang lain tak bisa merusaknya.”

Marcus Aurelius: Anggaplah Dirimu Telah Mati, Jalani Sisa Hidupmu dengan Benar

Kemandirian batin bukan berarti mengabaikan orang lain, melainkan memiliki standar nilai yang kokoh di dalam diri sendiri, sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh kritik maupun pujian.

Kebebasan Sejati Dimulai dari Pikiran Sendiri

Halaman Selanjutnya
img_title