Jules Evans Tegaskan: "Filsafat Kuno Bukan Museum Ide, Melainkan Alat Hidup untuk Mengarungi Tantangan Modern"

Jules Evans
Sumber :
  • Cuplikan layar

Malang, WISATA – Di tengah derasnya arus informasi dan tekanan zaman digital, Jules Evans, penulis, peneliti, dan pembicara publik asal Inggris, mengingatkan bahwa filsafat kuno bukanlah sekadar museum ide, melainkan alat praktis untuk menavigasi tantangan kehidupan modern. Pernyataan ini ia ungkapkan dalam berbagai tulisannya, terutama di buku berjudul Philosophy for Life and Other Dangerous Situations (2012).

Seneca: Tak Ada yang Menjadi Bijak karena Kebetulan

Sebagai sosok yang pernah mengalami krisis kesehatan mental pada usia muda, Evans menekankan pentingnya menerapkan kebijaksanaan nenek moyang—seperti Stoikisme dan pemikiran Socrates—ke dalam rutinitas sehari-hari. Menurutnya, banyak teknik dalam psikologi modern, seperti terapi kognitif perilaku (CBT), sejatinya berakar pada ajaran filsafat kuno.

Filosofi Kuno sebagai Terapi Hidup Sehari-hari

Seneca: Hidup Ini Panjang, Jika Kamu Tahu Cara Menggunakannya

Jules Evans menilai bahwa belajar filsafat tidak cukup hanya menyimak teori; ia harus diresapi dan diaplikasikan. “Filsafat kuno bukanlah museum ide, tetapi alat hidup untuk mengarungi tantangan modern,” ujarnya. Dalam konteks ini, filsafat berfungsi layaknya alat bantu mental:

1.     Refleksi Diri: Melatih kesadaran atas pikiran, perasaan, dan tindakan.

“Jangan Biarkan Kesan Pertama Menjatuhkanmu” – Pelajaran Epictetus Tentang Penilaian yang Bijak

2.     Visualisasi Negatif: Membayangkan kemungkinan terburuk untuk mengurangi kecemasan.

3.     Dikotomi Kendali: Membedakan antara hal yang bisa dan tidak bisa dikendalikan.

Halaman Selanjutnya
img_title