Epictetus dan Pelajaran Kemandirian Emosional: “Tak Seorang Pun Bisa Menyakitimu Kecuali Kamu Mengizinkannya”

Epictetus Filsuf Stoik
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Psikolog modern pun mengamini pendekatan ini. Konsep emotional resilience atau ketahanan emosional menekankan pentingnya membangun kepercayaan diri yang tidak tergantung pada validasi eksternal. Semakin kita berfokus pada nilai dan prinsip pribadi, semakin kuat pertahanan mental kita terhadap gangguan luar.

“Kesulitan adalah Pelatih Kehidupan, Bukan Musuh yang Harus Dihindari” Nasihat Bijak Massimo Pigliucci

Tiga Cara Menerapkan Filosofi Ini

1.     Berhenti Memberi Kekuasaan Emosional pada Orang Lain
Ingatkan diri bahwa tidak semua opini pantas memengaruhi pikiranmu. Orang lain hanya bisa memengaruhi emosi jika kamu membiarkannya.

Albert Camus: Refleksi tentang Energi dan Perjuangan Menjadi ‘Normal’ dalam Hidup

2.     Latih Kesadaran Diri (Self-awareness)
Saat merasa tersinggung atau terluka, tanyakan: Apakah ini benar? Mengapa ini menyakitiku? Apakah aku mengizinkannya?

3.     Fokus pada Kendali Internal
Bangun prinsip hidup berdasarkan integritas dan nilai pribadi. Dengan begitu, kamu tak mudah digoyahkan oleh komentar negatif atau perlakuan buruk.

Massimo Pigliucci: “Kesulitan adalah Pelatih Kehidupan, Bukan Musuh yang Harus Dihindari”

Pesan Epictetus untuk Generasi Modern

Epictetus hidup dua ribu tahun lalu, namun ajarannya lebih relevan dari sebelumnya. Di tengah budaya yang cepat tersinggung, mudah terpolarisasi, dan penuh tekanan sosial, filsafat Stoik menawarkan oase ketenangan dan keteguhan.

Halaman Selanjutnya
img_title