"Lebih Baik Ditakuti Daripada Dicintai, Jika Anda Tidak Bisa Memiliki Keduanya" Machiavelli
Selasa, 18 Maret 2025 - 12:24 WIB
Sumber :
- Image Creator/Handoko
3. Keseimbangan antara Kekuatan dan Etika
Baca Juga :
17+8 Tuntutan Rakyat Mengguncang Pemerintah: Dari Reformasi DPR, Stop Kekerasan hingga Transparansi Anggaran
Meskipun Machiavelli mengajarkan bahwa ketakutan yang didasarkan pada kekuasaan dapat membantu menjaga stabilitas, pendekatan tersebut harus diimbangi dengan nilai-nilai etika agar tidak berubah menjadi otoritarianisme.
- Pendapat Pengamat: Robert Greene, penulis The 48 Laws of Power, menekankan bahwa “kekuatan yang sesungguhnya berasal dari keseimbangan antara kekuasaan dan etika.” Greene mengutip Machiavelli sebagai inspirasi, namun juga menyoroti pentingnya menyeimbangkan pragmatisme dengan keadilan dan transparansi.
- Data Opini Publik: Survei oleh Pew Research Center (2023) menunjukkan bahwa 57% responden global mendukung pemimpin yang realistis, tetapi 43% mengkhawatirkan bahwa pendekatan semacam itu bisa mengorbankan kebebasan sipil.
III. Studi Kasus: Penerapan Prinsip Machiavelli dalam Kepemimpinan Global
1. Kepemimpinan di Negara-Negara Barat
Pemimpin seperti Angela Merkel dan Emmanuel Macron sering dikaitkan dengan pendekatan pragmatis yang sejalan dengan pemikiran Machiavelli.
- Angela Merkel: Dalam menghadapi krisis migrasi dan ekonomi, Merkel menunjukkan ketegasan dan realisme yang membantu menjaga stabilitas Jerman.
- Emmanuel Macron: Dengan kebijakan reformasi yang tegas namun adaptif, Macron berhasil menavigasi tantangan Eropa dalam menghadapi dinamika global.
Baca Juga :
The Republic Plato: Kitab Klasik yang Jadi Inspirasi Pemimpin Dunia dalam Demokrasi dan Keadilan
2. Politik dan Bisnis di Era Digital
Halaman Selanjutnya
Di dunia bisnis, perusahaan seperti Apple dan Tesla mengadopsi strategi adaptif dan pengelolaan citra yang cermat untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.