Massimo Pigliucci dan Jalan Stoik Menuju Hidup yang Berbudi Luhur: Panduan Modern untuk Kebijaksanaan dan Ketenangan

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Di tengah dunia yang semakin sibuk dan penuh distraksi, banyak orang merasa kehilangan arah dalam menjalani kehidupan. Ketidakpastian, stres, dan tantangan hidup sering kali membuat kita merasa kewalahan. Namun, di balik segala kekacauan itu, ada filosofi kuno yang menawarkan panduan sederhana namun sangat kuat dalam menghadapi kehidupan—Stoikisme.

Seneca: Takdir Menuntun yang Bersedia, Menyeret yang Enggan — Pelajaran Abadi Tentang Ketundukan dan Kehendak

Filosofi ini mengajarkan tentang ketenangan, kendali diri, dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai situasi. Tapi bagaimana caranya menerapkan ajaran kuno ini di era modern? Massimo Pigliucci, seorang akademisi dan filsuf kontemporer, telah mengabdikan dirinya untuk menjawab pertanyaan ini. Melalui buku-bukunya dan ajaran-ajarannya, ia berhasil membuat Stoikisme lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh siapa saja, mulai dari pebisnis, mahasiswa, hingga orang biasa yang hanya ingin menjalani hidup dengan lebih tenang dan berbudi luhur.

Siapa Massimo Pigliucci? Dari Ilmuwan ke Filsuf Modern

Robert Rosenkranz: “Setiap Hari adalah Kesempatan untuk Menguatkan Karakter, Bukan Hanya Mengumpulkan Hasil”

Nama Massimo Pigliucci mungkin tidak sepopuler filsuf-filsuf klasik seperti Marcus Aurelius, Seneca, atau Epictetus. Namun, ia adalah salah satu tokoh kunci dalam menghidupkan kembali Stoikisme di abad ke-21.

Awalnya, Pigliucci bukanlah seorang filsuf. Ia mengawali karier akademiknya di bidang ilmu biologi dan mendapatkan gelar Ph.D. dalam genetika. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai merasa bahwa ilmu pengetahuan saja tidak cukup untuk menjawab pertanyaan mendasar tentang kehidupan. Pencariannya akan makna hidup akhirnya membawanya kepada filsafat, di mana ia kemudian meraih gelar Ph.D. kedua dalam bidang filsafat.

Mulailah dari Pikiran: Pesan Massimo Pigliucci untuk Menjalani Hidup yang Lebih Baik

Dari sinilah ia mulai menekuni Stoikisme, bukan hanya sebagai teori akademik, tetapi sebagai cara hidup. Ia melihat bahwa ajaran Stoik tidak hanya relevan di masa Romawi kuno, tetapi juga bisa menjadi solusi bagi tantangan yang dihadapi manusia modern saat ini.

Stoikisme: Filosofi yang Mengajarkan Hidup dengan Bijaksana

Halaman Selanjutnya
img_title