"Pertanyakan Segalanya": Pesan Kedua Socrates Kepada Murid-muridnya yang Tetap Relevan di Era Digital
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Socrates, filsuf besar dari Athena, dikenal sebagai pelopor seni bertanya. Ia tidak hanya menekankan pentingnya mencari jawaban, tetapi juga mendorong murid-muridnya untuk mempertanyakan segala sesuatu—mulai dari asumsi, tradisi, hingga otoritas. Pesannya, “Pertanyakan segalanya,” menjadi inti dari metode Socrates yang terkenal dan tetap relevan hingga saat ini.
Dalam dunia modern yang dibanjiri informasi dari berbagai sumber, pesan ini semakin penting. Di era digital, di mana berita palsu dan opini dangkal sering menyebar lebih cepat daripada fakta, mempertanyakan kebenaran menjadi keahlian yang sangat dibutuhkan. Artikel ini akan mengeksplorasi ajaran Socrates tentang seni bertanya, relevansinya di era digital, dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Makna Pesan "Pertanyakan Segalanya"
Bagi Socrates, bertanya bukan sekadar mencari jawaban, tetapi sebuah proses untuk menggali kebenaran yang lebih dalam. Ia percaya bahwa asumsi yang tidak diuji sering kali menjadi sumber kebodohan dan kesalahpahaman. Oleh karena itu, Socrates mendorong murid-muridnya untuk tidak menerima sesuatu begitu saja, bahkan jika itu berasal dari otoritas yang dihormati.
Metode Socrates melibatkan serangkaian pertanyaan kritis yang dirancang untuk menguji keabsahan sebuah argumen. Dengan cara ini, ia mengungkapkan ketidakkonsistenan, bias, atau kekurangan dalam pemikiran seseorang. Pendekatan ini tidak hanya membantu menemukan kebenaran tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Relevansi di Era Digital
Di era digital, pesan Socrates tentang mempertanyakan segalanya menjadi sangat relevan. Dunia maya telah memberikan akses tak terbatas ke informasi, tetapi tidak semua informasi tersebut dapat dipercaya. Menurut laporan Reuters Institute Digital News Report 2023, lebih dari 40% pengguna internet di seluruh dunia mengaku sering menemukan berita palsu atau misinformasi di media sosial.
Untuk melindungi diri dari disinformasi, kita harus mengadopsi pendekatan kritis ala Socrates. Ini berarti tidak hanya menerima informasi begitu saja, tetapi juga mengajukan pertanyaan seperti:
- Siapa yang menyampaikan informasi ini, dan apa agendanya?
- Apakah ada bukti yang mendukung klaim ini?
- Apakah sumber ini memiliki kredibilitas?
- Adakah sudut pandang lain yang perlu dipertimbangkan?
Dengan mempertanyakan informasi yang kita terima, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan menghindari jebakan disinformasi.
Pentingnya Bertanya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Bertanya bukan hanya relevan dalam dunia informasi tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Socrates mengajarkan bahwa pertanyaan dapat membantu kita memahami diri sendiri, memperbaiki hubungan, dan membuat keputusan yang lebih baik.
Sebagai contoh:
- Dalam refleksi diri, kita dapat bertanya, “Apakah tindakan saya mencerminkan nilai-nilai saya?” atau “Apa tujuan hidup saya yang sebenarnya?”
- Dalam hubungan, pertanyaan seperti, “Apa yang Anda rasakan?” atau “Bagaimana saya bisa membantu?” dapat memperkuat komunikasi dan empati.
- Dalam pengambilan keputusan, bertanya, “Apa risiko dan manfaat dari pilihan ini?” dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih terinformasi.
Metode Socrates dalam Pendidikan dan Profesionalisme
Metode Socrates juga menjadi alat penting dalam pendidikan dan dunia profesional. Di universitas-universitas ternama, pendekatan ini digunakan untuk melatih siswa berpikir kritis dan mengeksplorasi ide-ide secara mendalam.
Di bidang hukum, misalnya, pengacara sering menggunakan pendekatan ini untuk mengevaluasi bukti dan argumen. Di dunia bisnis, pemimpin yang sukses menggunakan pertanyaan kritis untuk menganalisis risiko, mengidentifikasi peluang, dan membuat strategi yang efektif.
Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas pemikiran tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, di mana setiap suara dihargai dan dipertimbangkan.
Tantangan dalam Menerapkan Seni Bertanya
Meskipun penting, mempertanyakan segalanya bukan tanpa tantangan. Salah satu hambatan terbesar adalah kecenderungan manusia untuk merasa puas dengan jawaban yang mudah. Dalam dunia yang serba cepat, kita sering kali lebih memilih menerima informasi tanpa memeriksanya karena keterbatasan waktu atau rasa malas.
Selain itu, mempertanyakan otoritas atau norma yang sudah mapan sering kali dianggap kontroversial atau bahkan berbahaya. Namun, Socrates mengajarkan bahwa keberanian untuk bertanya adalah langkah pertama menuju kebijaksanaan.
Cara Menerapkan Pesan Socrates dalam Kehidupan Modern
Berikut adalah beberapa cara praktis untuk menerapkan pesan Socrates tentang mempertanyakan segalanya:
1. Ajukan Pertanyaan Kritis: Jangan pernah menerima informasi tanpa mengajukan pertanyaan. Tanyakan tentang sumber, bukti, dan motivasi di balik informasi tersebut.
2. Cari Perspektif Berbeda: Dengarkan pendapat orang lain, bahkan jika mereka tidak sependapat dengan Anda. Ini dapat membantu Anda melihat masalah dari sudut pandang yang lebih luas.
3. Gunakan Teknologi dengan Bijak: Manfaatkan alat seperti pemeriksa fakta (fact-checking tools) untuk memverifikasi informasi.
4. Latih Diri Anda untuk Berpikir Kritis: Bacalah buku atau ikuti kursus tentang berpikir kritis untuk mengasah keterampilan Anda dalam menganalisis informasi.
5. Ciptakan Ruang untuk Diskusi: Dalam komunitas atau tempat kerja, dorong diskusi yang sehat dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mendengarkan jawaban dengan empati.
Warisan Socrates untuk Dunia Modern
Socrates mengajarkan bahwa kebenaran hanya dapat ditemukan melalui dialog kritis dan keberanian untuk mempertanyakan segalanya. Dalam dunia modern yang penuh dengan tantangan informasi, pesan ini menjadi panduan yang tak ternilai untuk menjalani hidup dengan bijaksana dan autentik.
Dengan mempertanyakan asumsi, tradisi, dan otoritas, kita tidak hanya dapat menemukan kebenaran tetapi juga mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita. Seperti yang diajarkan Socrates, seni bertanya adalah langkah pertama menuju kebijaksanaan dan kehidupan yang bermakna.