Bagaimana 'Cogito, Ergo Sum' René Descartes Menginspirasi Filsafat Modern
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Pernyataan terkenal René Descartes, "Cogito, ergo sum" (atau "Aku berpikir, maka aku ada"), telah menginspirasi banyak pemikir dan filsuf sepanjang sejarah. Sebagai landasan filosofi rasionalisme, kalimat ini tidak hanya menunjukkan awal pemikiran Descartes tetapi juga menjadi titik awal bagi pemikiran filsafat modern yang mengutamakan akal dan bukti sebagai sumber pengetahuan.
Filosofi Rasionalisme Descartes
René Descartes memandang akal sebagai alat utama dalam memahami realitas. Ia berargumen bahwa hanya melalui pemikiran yang rasional dan analisis yang mendalam kita bisa mencapai pengetahuan yang benar. Pemikiran ini menjadi pilar bagi filosofi rasionalisme, yang mengedepankan penggunaan akal budi dalam proses memperoleh pengetahuan, berbeda dengan empirisme yang mengutamakan pengalaman inderawi.
Pentingnya 'Cogito, Ergo Sum' dalam Filsafat
Pernyataan "Cogito, ergo sum" adalah jawaban Descartes atas keraguan ekstrem yang ia miliki. Dalam usahanya untuk meragukan segala hal, Descartes menemukan bahwa keraguannya sendiri adalah bukti keberadaannya. Selama ia berpikir, ia tidak bisa tidak ada. Hal ini menandai awal dari penemuan dasar yang tidak dapat disangkal dalam filsafat: keberadaan individu yang sadar.
Pernyataan ini telah memicu berbagai perdebatan dalam filsafat tentang hubungan antara kesadaran, identitas, dan realitas. Para filsuf setelah Descartes, seperti Immanuel Kant, bahkan mengembangkan pemikiran mereka berdasarkan premis bahwa pengalaman dan pengetahuan manusia harus dipahami melalui lensa akal budi.
Dampak 'Cogito, Ergo Sum' pada Pemikiran Modern