Coding untuk Anak: Masa Depan Cerah atau Ancaman bagi Keseimbangan Sosial-Emosional?

Ilustrasi Anak TK Belajar Coding
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Menurut Dr. Howard Gardner, seorang psikolog dan ahli teori kecerdasan majemuk, anak-anak perlu mengembangkan kecerdasan interpersonal (kemampuan berinteraksi dengan orang lain) dan intrapersonal (pemahaman tentang diri sendiri) sebelum terfokus pada keterampilan teknis seperti coding.

KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2026: Erick Beri Motivasi, Minta Semua Lakukan Introspeksi

Profesor Carlota Perez, seorang pakar teknologi dan pembangunan, juga memperingatkan bahwa terlalu banyak penekanan pada teknologi dapat membuat generasi muda kehilangan aspek penting dari pendidikan humanistik, seperti empati, kreativitas sosial, dan kesadaran etika.

Studi dari American Academy of Pediatrics (AAP) menunjukkan bahwa waktu layar (screen time) yang berlebihan pada anak dapat mengganggu perkembangan keterampilan sosial mereka. Jika coding diajarkan terlalu dini tanpa pendekatan yang seimbang, ada risiko anak-anak menjadi lebih terisolasi secara sosial dan kurang memahami emosi serta interaksi manusia.

KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2026: Takluk pada Jepang, Erick Bilang,"Kita Masih Punya 5 Game"

Pendekatan Seimbang: Coding dengan Sentuhan Kemanusiaan

Untuk menjawab tantangan ini, para pendidik dan pembuat kebijakan di banyak negara mencoba merancang pendekatan yang lebih holistik. Berikut beberapa solusi yang telah diimplementasikan:

  1. Mengintegrasikan Coding dengan Aktivitas Sosial:
    Beberapa program pendidikan coding, seperti Scratch atau Code.org, mengajak anak-anak untuk bekerja dalam tim, berbagi ide, dan membuat proyek kolaboratif. Ini membantu anak-anak mengembangkan keterampilan kerja sama sambil belajar coding.
  2. Menekankan Etika dan Kreativitas:
    Kurikulum coding modern mulai memasukkan pelajaran tentang dampak teknologi pada masyarakat, lingkungan, dan kehidupan sehari-hari. Anak-anak diajak untuk berpikir kritis dan kreatif, bukan hanya menyusun kode tanpa memahami konsekuensinya.
  3. Waktu yang Seimbang:
    WHO merekomendasikan batas waktu layar untuk anak-anak. Oleh karena itu, penting untuk mengimbangi pelajaran coding dengan aktivitas fisik, seni, dan eksplorasi alam.
Cara Budidaya Matoa: Panduan Praktis untuk Menanam Buah Eksotis Papua

Studi Kasus: Keberhasilan dan Tantangan

Halaman Selanjutnya
img_title