Di Tengah Ketidakpastian, Temukan Kedamaian dengan Kutipan Stoikisme yang Menyentuh Hati

Stoicisme
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Di dunia yang penuh ketidakpastian, banyak orang merasa cemas dan tertekan oleh hal-hal yang berada di luar kendali mereka. Filosofi Stoikisme, yang telah ada sejak ribuan tahun lalu, memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana kita bisa menemukan kedamaian dalam menghadapi ketidakpastian. Para filsuf Stoik, seperti Marcus Aurelius dan Epictetus, meninggalkan kutipan-kutipan yang masih relevan dan menenangkan di era modern ini.

Menerima Kefanaan Hidup: Marcus Aurelius dan Pelajaran dari Hukum Alam

Menerima Ketidakpastian Hidup

Salah satu ajaran utama dalam Stoikisme adalah menerima bahwa kehidupan penuh dengan ketidakpastian. Epictetus pernah berkata, “Kebahagiaan tidak tergantung pada keadaan eksternal, melainkan pada cara kita memandangnya.” Filosofi ini menekankan bahwa kita hanya bisa mengontrol cara kita bereaksi terhadap keadaan, bukan keadaannya sendiri.

Kunci Hidup Bahagia Menurut Seneca: Menguasai Diri Lebih Penting daripada Mengendalikan Orang Lain

Ketika menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian, seperti krisis ekonomi atau pandemi, kita sering kali merasa cemas. Namun, dengan mempraktikkan Stoikisme, kita bisa belajar untuk fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan. Alih-alih terjebak dalam kekhawatiran tentang masa depan, kita bisa memilih untuk bersikap tenang dan berpikir positif.

Kebijaksanaan Marcus Aurelius tentang Menerima Realitas

JOMO: Tren Wisata Baru Bagi Pengikut Filsafat Stoikisme, Jawaban atas Kejenuhan Sosial Masa Kini

Marcus Aurelius, seorang kaisar Romawi dan filsuf Stoik, memiliki pandangan yang kuat tentang menerima realitas. Ia menulis, “Kita semua menjalani kehidupan ini di bawah hukum alam. Segala sesuatu akan berlalu.” Dengan kata lain, tidak ada yang benar-benar permanen di dunia ini. Pandangan ini dapat membantu kita menerima segala hal dengan lebih lapang dada, termasuk kehilangan, kesedihan, dan kegagalan.

Bagi Marcus, kehidupan adalah rangkaian peristiwa yang terus bergerak. Tidak ada gunanya mempertahankan sesuatu yang tidak bisa dipertahankan. Oleh karena itu, alih-alih takut pada perubahan, kita sebaiknya merangkulnya sebagai bagian dari perjalanan hidup.

Halaman Selanjutnya
img_title