Kehidupan Bermoral dan Bahagia: Mengapa Aristoteles Yakin Ini Adalah Kunci Eudaimonia?

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Aristoteles membagi kebajikan ke dalam dua kategori utama: kebajikan moral dan kebajikan intelektual. Kebajikan moral berkaitan dengan bagaimana kita berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, seperti bagaimana kita memperlakukan orang lain, bagaimana kita mengendalikan emosi kita, dan bagaimana kita menghadapi tantangan. Di sisi lain, kebajikan intelektual berkaitan dengan kebijaksanaan, pengetahuan, dan penggunaan akal untuk membuat keputusan yang benar.

Berani Berdebat dengan Socrates: Cara Menemukan Kebenaran Melalui Dialog Kritis

Kehidupan yang Berimbang: Jalan Menuju Eudaimonia

Salah satu prinsip penting dalam ajaran Aristoteles adalah doktrin jalan tengah atau Golden Mean, di mana kebahagiaan sejati dapat dicapai melalui kehidupan yang seimbang. Aristoteles percaya bahwa kebajikan moral selalu berada di tengah antara dua ekstrem. Misalnya, keberanian adalah kebajikan yang berada di antara pengecut dan kebodohan. Keberanian yang terlalu sedikit membuat seseorang pengecut, sementara keberanian yang berlebihan bisa membuat seseorang menjadi ceroboh.

Etika Kebajikan ala Socrates: Apakah Dialog adalah Kunci Kehidupan yang Bermoral?

Dalam pandangan Aristoteles, untuk mencapai kebahagiaan sejati, seseorang harus mencari keseimbangan dalam segala hal—baik itu dalam kehidupan pribadi, hubungan sosial, atau pekerjaan. Ini berarti bahwa kita harus belajar untuk mengendalikan keinginan, menjaga keseimbangan antara kehidupan fisik dan mental, serta mengembangkan karakter yang baik.

Eudaimonia dan Pengaruh Sosial

Mengapa Socrates Percaya Bahwa Kebenaran Moral Ada di Setiap Tanya-Jawab?

Aristoteles juga mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat mencapai kebahagiaan sendirian. Eudaimonia hanya bisa dicapai melalui hubungan sosial yang bermakna dan kontribusi positif terhadap komunitas atau masyarakat yang lebih luas. Dalam kehidupan yang baik, kita tidak hanya harus memperhatikan kesejahteraan pribadi, tetapi juga kesejahteraan orang lain di sekitar kita.

Dalam masyarakat modern yang sering kali menekankan individualisme, pelajaran Aristoteles ini bisa menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam isolasi. Sebaliknya, itu berasal dari interaksi sosial yang sehat, tindakan moral, dan membangun komunitas yang adil dan sejahtera.

Halaman Selanjutnya
img_title