9 Kutipan Stoik Ini Akan Mengubah Cara Pandangmu Terhadap Hidup!
- Image Creator Bing/Handoko
Jakarta, WISATA - Filosofi Stoikisme, yang berasal dari Yunani kuno, telah menjadi panduan bagi banyak orang dalam menghadapi kehidupan modern yang penuh tantangan. Ajaran para filsuf Stoik, seperti Marcus Aurelius, Seneca, dan Epictetus, menekankan pada pengendalian diri, menerima hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan, dan fokus pada nilai-nilai batin. Kutipan-kutipan mereka menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang ingin menjalani hidup dengan ketenangan dan kebijaksanaan. Berikut ini adalah sembilan kutipan Stoik yang diyakini bisa mengubah cara pandang kita terhadap hidup:
- "You have power over your mind – not outside events. Realize this, and you will find strength." (Marcus Aurelius)
Dalam kutipan ini, Marcus Aurelius mengingatkan kita bahwa kekuatan sejati berasal dari bagaimana kita mengendalikan pikiran kita sendiri. Situasi eksternal mungkin berada di luar kendali, tetapi bagaimana kita meresponsnya ada dalam kekuasaan kita. - "It is not death that a man should fear, but he should fear never beginning to live." (Marcus Aurelius)
Kutipan ini mengajak kita untuk tidak takut akan kematian, melainkan menantang diri untuk benar-benar hidup, untuk tidak menunda-nunda tujuan hidup. - "We suffer more in imagination than in reality." (Seneca)
Seneca mengajarkan bahwa seringkali kita lebih menderita karena ketakutan dan kekhawatiran kita sendiri, yang sebenarnya belum tentu terjadi. Pikiran kita adalah sumber utama penderitaan yang perlu kita kelola. - "The happiness of your life depends upon the quality of your thoughts." (Marcus Aurelius)
Pikiran kita menentukan kebahagiaan kita. Dengan menjaga pikiran tetap positif dan bijaksana, kita bisa menemukan kebahagiaan sejati. - "He who fears death will never do anything worthy of a living man." (Seneca)
Ketakutan akan kematian sering kali menghalangi kita untuk melakukan hal-hal besar. Seneca menekankan bahwa hidup harus dijalani dengan penuh keberanian, tanpa ketakutan akan kematian. - "First say to yourself what you would be; and then do what you have to do." (Epictetus)
Kutipan dari Epictetus ini mengingatkan kita untuk memiliki visi diri yang jelas, lalu bekerja keras untuk mencapainya. Ini adalah panggilan untuk bertindak selaras dengan tujuan dan prinsip kita. - "It's not what happens to you, but how you react to it that matters." (Epictetus)
Reaksi kita terhadap apa yang terjadi dalam hidup lebih penting daripada kejadian itu sendiri. Epictetus mengajarkan bahwa kita harus mengontrol reaksi kita terhadap peristiwa eksternal untuk menemukan ketenangan batin. - "He suffers more than necessary, who suffers before it is necessary." (Seneca)
Kutipan ini memperingatkan kita tentang kecenderungan manusia untuk menderita karena hal-hal yang belum terjadi. Seneca mengajak kita untuk hidup di saat ini, bukan dalam kecemasan akan masa depan. - "Waste no more time arguing about what a good man should be. Be one." (Marcus Aurelius)
Daripada membuang waktu untuk mendiskusikan apa itu kebaikan, Marcus Aurelius menyarankan kita untuk langsung bertindak sebagai orang yang baik. Tindakan lebih penting daripada teori.
Dengan merenungkan kutipan-kutipan di atas, kita bisa memahami bahwa Stoikisme adalah filosofi yang relevan di setiap era, termasuk dalam kehidupan modern yang serba cepat ini. Pelajaran dari para filsuf Stoik dapat membantu kita menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang dan bijaksana.