Keamanan Siber di AS: Bagaimana Negara Ini Mengelola 58% Perusahaan Cybersecurity Dunia

Hacker (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

3. Tantangan yang Dihadapi Perusahaan Cybersecurity AS

Serangan Siber dan Kebocoran Data NPWP: Kelemahan Fatal Teknologi Keamanan Nasional Terbongkar!

Meskipun AS memimpin dalam inovasi, ada sejumlah tantangan yang dihadapi perusahaan-perusahaan keamanan siber di negara ini. Salah satu masalah terbesar adalah kurangnya tenaga kerja ahli dalam bidang keamanan siber. Menurut Cybersecurity Ventures, diperkirakan akan ada kekurangan sekitar 3,5 juta profesional keamanan siber di seluruh dunia pada tahun 2025, dengan sebagian besar dari kekurangan ini terjadi di AS.

Selain itu, serangan siber yang dilakukan oleh negara-negara asing, seperti China dan Rusia, juga menambah tekanan pada perusahaan AS untuk terus meningkatkan teknologi dan strategi mereka.

Kebocoran Data NPWP: Bukti Krisis Keamanan Digital Indonesia? Apa yang Salah dengan Sistem Kita?

4. Kolaborasi Internasional dalam Menghadapi Ancaman Siber

AS menyadari bahwa ancaman siber bersifat global dan membutuhkan kerja sama internasional untuk menghadapinya. Oleh karena itu, AS telah aktif terlibat dalam berbagai inisiatif global, termasuk kerjasama dengan Uni Eropa dalam membangun strategi pertahanan bersama. Pada 2021, AS bersama dengan G7 juga meluncurkan rencana aksi untuk mengatasi ancaman ransomware global.

AI Generatif dan Masa Depan Telekomunikasi: Bagaimana Automasi Akan Mengubah Industri di Tahun 2025

Amerika Serikat bukan hanya menjadi target utama serangan siber, tetapi juga pemimpin global dalam inovasi dan teknologi keamanan siber. Dengan lebih dari 58% perusahaan keamanan siber berbasis di AS, negara ini memainkan peran penting dalam menjaga keamanan dunia maya global. Namun, tantangan yang dihadapi, termasuk kekurangan tenaga ahli dan meningkatnya ancaman dari negara-negara musuh, menuntut peningkatan kolaborasi dan inovasi berkelanjutan.