Socrates: Mengungkap Kunci Kebahagiaan yang Terabaikan oleh Dunia Modern

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam era modern yang dipenuhi dengan teknologi canggih, kemewahan materi, dan pencarian tanpa henti akan status sosial, kebahagiaan sering kali tampak sulit dipahami. Namun, jauh sebelum dunia modern berkembang, seorang filsuf Yunani kuno bernama Socrates telah mengungkap kunci kebahagiaan sejati yang, sayangnya, sering terabaikan oleh banyak orang saat ini. Bagi Socrates, kebahagiaan tidak terletak pada materi, kekuasaan, atau ketenaran, melainkan pada kebajikan dan pengetahuan diri.

Alasan Plato: Mengapa Pemimpin Filsuf Penting dalam Membangun Negara Ideal?

Socrates dan Definisi Kebahagiaan

Socrates memandang kebahagiaan sebagai sesuatu yang intrinsik, yang berasal dari dalam diri seseorang. Kebahagiaan sejati, menurutnya, bukanlah hasil dari pengejaran hal-hal eksternal seperti kekayaan atau kekuasaan, melainkan hasil dari kehidupan yang dijalani sesuai dengan kebajikan. Dalam pandangannya, orang yang berbudi luhur adalah orang yang bahagia karena mereka hidup dengan keadilan, keberanian, dan pengendalian diri.

Socrates dan Kematian: Menelusuri Pemikiran Filosofis di Balik Penerimaan Takdir

Socrates mengajarkan bahwa manusia sering kali salah memahami apa yang membuat mereka bahagia. Mereka terus-menerus mencari kepuasan dalam hal-hal materi, hanya untuk menemui kekecewaan. Menurut filsuf ini, kebahagiaan sejati hanya bisa dicapai melalui pemahaman mendalam tentang diri sendiri dan dunia di sekitar kita.

Kebahagiaan yang Terabaikan oleh Dunia Modern

Ketenangan Socrates: Pembelajaran dari Sikapnya Menghadapi Kematian

Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan kompetitif, pandangan Socrates tentang kebahagiaan sering kali diabaikan. Masyarakat saat ini lebih cenderung mengukur kebahagiaan berdasarkan kepemilikan materi, pencapaian karir, atau pengaruh sosial. Namun, seperti yang diperingatkan Socrates, kebahagiaan yang bergantung pada hal-hal eksternal ini bersifat sementara dan rentan terhadap perubahan.

Contoh yang relevan adalah banyaknya individu yang merasakan kekosongan meskipun telah mencapai kesuksesan besar. Ini menunjukkan bahwa kebahagiaan materi tidaklah abadi. Socrates percaya bahwa kebahagiaan yang abadi hanya dapat ditemukan melalui introspeksi dan kehidupan yang berbudi luhur.

Halaman Selanjutnya
img_title