Metode Socratic: Bagaimana Socrates Mengajarkan Kebijaksanaan Lewat Pertanyaan Kritis

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Socrates adalah salah satu filsuf paling terkenal dari Yunani kuno yang dianggap sebagai bapak filsafat Barat. Berbeda dengan para pemikir lainnya, Socrates tidak mengajarkan dengan memberikan ceramah panjang atau menjelaskan teori-teori yang kompleks. Sebaliknya, ia lebih memilih untuk mengajukan pertanyaan yang mendalam kepada murid-muridnya dan siapa saja yang terlibat dalam diskusi dengannya. Pertanyaan-pertanyaan inilah yang kemudian dikenal sebagai bagian dari Metode Socratic—sebuah teknik yang menggunakan dialog untuk mengungkap kebijaksanaan yang tersembunyi di balik asumsi dan pemikiran kita.

Jejak Anaxagoras: Dari Pengadilan Hingga Warisannya dalam Pemikiran Socrates

Apa sebenarnya Metode Socratic ini, dan mengapa teknik ini begitu kuat dalam mengajarkan kebijaksanaan? Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana Socrates menggunakan pertanyaan kritis untuk membimbing orang lain menemukan kebenaran dan bagaimana metode ini masih relevan hingga saat ini.

Siapa Socrates dan Apa Metode Socratic Itu?

Socrates: Pengadilan, Hemlock, dan Warisannya yang Abadi

Socrates lahir di Athena pada abad ke-5 SM dan terkenal karena pendekatan filsafatnya yang tidak ortodoks. Alih-alih menuliskan pemikirannya dalam bentuk buku atau naskah, Socrates lebih memilih untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat melalui dialog di ruang publik seperti Agora, pasar kota Athena. Dalam dialog-dialog ini, ia menggunakan teknik bertanya yang sistematis untuk mengeksplorasi konsep-konsep seperti keadilan, kebenaran, kebajikan, dan cinta.

Metode Socratic adalah teknik pengajaran di mana guru mengajukan serangkaian pertanyaan kepada murid atau lawan bicara dengan tujuan untuk menggali pemahaman yang lebih dalam dan mengarahkan mereka pada kebenaran. Ini bukanlah metode yang memberikan jawaban langsung, melainkan teknik untuk membimbing seseorang menemukan jawaban sendiri melalui proses berpikir yang kritis.

Perang Peloponnesos: Konflik Epik yang Mengubah Yunani Kuno

Sebagai contoh, dalam dialog Plato yang berjudul Meno, Socrates mengajukan serangkaian pertanyaan kepada seorang budak muda yang membuatnya mampu menemukan sendiri konsep geometri dasar, meskipun dia sebelumnya tidak memiliki pengetahuan tentang itu. Ini menunjukkan kekuatan Metode Socratic: setiap orang memiliki potensi untuk memahami kebenaran jika mereka dibimbing dengan tepat.

Kebijaksanaan Lewat Pertanyaan: Mengapa Pertanyaan Kritis Penting?

Halaman Selanjutnya
img_title